Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Dec 2021)

<p>Penatalaksanaan non-bedah kasus previously initiated therapy gigi molar pertama maksila dengan lesi periapikal dan konfigurasi dua saluran akar mesiobukal<p></p> Non-surgical management of previously initiated therapy of the maxillary first molar with periapical lesions and two mesiobuccal canals configuration<p>

  • Diatri Nariratih,
  • Hendra Dian Adhita Dharsono

DOI
https://doi.org/10.24198/jkg.v33i3.29525
Journal volume & issue
Vol. 33, no. 3
pp. 262 – 271

Abstract

Read online

ABSTRAK Pendahuluan: Penatalaksanaan kasus penyakit pulpa yang disertai dengan lesi periapikal dapat dilakukan dengan perawatan saluran akar tanpa intervensi bedah. Preparasi biomekanis pada perawatan endodontik non-bedah dapat mengeliminasi bakteri dari saluran akar dan mencegah terjadinya infeksi berulang setelah dilakukannya obturasi. Kompleksitas anatomi menyebabkan keterbatasan preparasi biomekanis saluran akar, sehingga perawatan dapat mengalami kegagalan. Variasi anatomi saluran akar pada gigi molar pertama rahang atas umumnya terdapat pada bagian palatal akar mesiobukal yang disebut sebagai saluran akar mesiobukal kedua dengan insidensi 94%. Saluran akar mesiobukal kedua berukuran lebih sempit dan dangkal dibandingkan saluran akar mesiobukal pertama, sehingga dibutuhkan beberapa metode untuk menentukan lokasi orifis tersebut. Tujuan laporan kasus ini adalah membahas mengenai penatalaksanaan non-bedah gigi pasca perawatan endodontik parsial yang disertai dengan lesi periapikal. Laporan kasus: Pasien perempuan berusia 28 tahun datang dengan keluhan gigi belakang kiri atas sakit berdenyut sejak 1 bulan, gigi tersebut pernah dirawat saluran akarnya beberapa tahun sebelumnya. Pemeriksaan klinis menunjukkan terdapat tambalan permanen pada gigi 26. Pemeriksaan radiografis menunjukkan adanya gambaran radiopak pada email mesio-oklusal hingga mencapai dasar kamar pulpa, pelebaran ligamen periodontal, terputusnya lamina dura, serta lesi periapikal pada akar mesial dan palatal. Preparasi akses dilakukan pada gigi 26, dilanjutkan dengan penentuan lokasi orifis mesiobukal kedua. Empat saluran akar dipreparasi menggunakan instrumen rotary nickel titanium dengan teknik crown down dan dilakukan obturasi teknik kondensasi lateral. Restorasi definitif berupa mahkota penuh porselen. Simpulan: Lesi periapikal sembuh setelah dilakukan preparasi pada saluran akar mesiobukal kedua sehingga pengetahuan mengenai anatomi dan variasi internal saluran akar gigi sangat penting dalam keberhasilan perawatan endodontik non-bedah. Kata kunci: Perawatan endodontik non-bedah; previously initiated therapy; lesi periapical; mesiobukal kedua ABSTRACT Introduction: The management of pulp disease cases accompanied by periapical lesions can be done by root canal treatment without surgical intervention. Biomechanical preparations for non-surgical endodontic treatment can eliminate bacteria from the root canal and prevent re-infection after obturation. However, the complexity of the anatomy limits the biomechanical preparation of the root canal so that treatment can fail. Anatomical variations of the root canal in the maxillary first molars are generally found in the palatal part of the mesiobuccal root, which is the second mesiobuccal root canal with an incidence of 94%. The second mesiobuccal root canal is narrower and shallower than the first mesiobuccal root canal, so several methods are needed to determine the location of the orifice. The purpose of this case report was to discuss the non-surgical management of teeth after partial endodontic treatment accompanied by periapical lesions. Case report: A 28-year-old female patient complained of throbbing pain in the left upper back tooth for one month. The tooth had had its root canal treated several years before. Clinical examination revealed permanent fillings on tooth 26. Radiographic examination showed the radiopaque appearance of mesio-occlusal enamel to the floor of the pulp chamber, widening of the periodontal ligament, rupture of the lamina dura, and periapical lesions of the mesial and palatal roots. Access preparation was performed on tooth 26, followed by the determination of the location of the second mesiobuccal orifice. Four root canals were prepared using a rotary nickel titanium instrument with a crown down technique and obturation with lateral condensation technique. The definitive restoration is a full porcelain crown. Conclusions: Periapical lesions healed after preparation of the second mesiobuccal root canal. This result proves that knowledge of the anatomy and internal variations of the root canal is fundamental in the success of non-surgical endodontic treatment. Keywords: Non-surgical endodontic treatment; previously initiated therapy; periapical lesions; second mesiobuccal canal

Keywords