Indonesian Journal of Human Nutrition (Aug 2022)
Penurunan hs-CRP Tikus Sprague dawley Jantan Setelah Pemberian Madu Hutan Apis Dorsata
Abstract
Pola konsumsi makanan berlemak berlebih menimbulkan berbagai gangguan metabolik dan inflamasi sistemik sehingga memicu peningkatan penanda inflamasi, yaitu high sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP). Madu hutan Apis dorsata mengandung antioksidan tinggi, namun belum banyak penelitian mengenai aktifitas antioksidan madu hutan ini terhadap perubahan kadar hs-CRP di dalam darah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian madu hutan Apis dorsata terhadap kadar serum hs-CRP tikus Sprague dawley jantan diinduksi pakan tinggi lemak (PTL). Rancangan penelitian yaitu pre-post test with control group design. 15 ekor tikus jantan Sprague dawley dibagi dalam tikus kelompok kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+) diinduksi PTL, dan perlakuan (P) diinduksi PTL + madu hutan Apis dorsata dosis 0,5 ml/200 g BB. Induksi PTL diberikan selama 30 hari dan madu selama 7 hari. Serum hs-CRP diambil dua kali, yaitu setelah pemberian PTL dan setelah pemberian madu, kemudian diukur menggunakan metode ELISA. Hasilnya menunjukkan kelompok tikus yang diberi PTL+intervensi madu hutan mengalami penurunan kadar hs-CRP yang signifikan (p=0,009). Hal ini menandakan efek antioksidan dan antiinflamasi pada madu hutan Apis dorsata dapat menurunkan kadar hs-CRP. Kesimpulannya, Madu hutan Apis dorsata dosis 0,5 ml/200 g BB mampu menurunkan kadar serum hs-CRP tikus Sprague dawley jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
Keywords