Jurnal Teknik Pengairan (May 2012)
Model Optimasi Alternatif Pola Tanam, untuk Mendapatkan Luas Tanam dan Keuntungan Yang Optimum (Studi Kasus di Dam Jatimlerek, Kabupaten Jombang)
Abstract
Hasil produksi irigasi (panen) dipengaruhi bukan saja oleh banyaknya tingkat pemenuhan kebutuhan air, tetapi juga diantaranya oleh cara pemberian air seperti yang dikemukakan oleh Ahmad et al. (2004), Erdem et al. (2006) dan Khan etal.(2005). Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian air yang berlebihan, yaitu salah satunya adalah kurang tepatnya perencanaan penentuan pola tanam ( jenis tanaman dan saat tanam ) di daerah irigasi. Sehingga dalam rangka pengalokasian dan distribusi air diperlukan. optimasi alokasi air irigasi, baik secara spasial (antar petak) maupun temporal (penjadwalan/ scheduling). Salah satu program yang dapat menyelesaiakan distribusi air secara optimal adalah dengan Program Linier. Penelitian ini ditekankan pada bagaimana cara mengoptimalkan debit irigasi dengan mencoba tiga alternatif pola tanam (penentuan luas tanam optimum) dan keuntungan yang didapat dari hasil optimasi ketersediaan debit irigasi Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan pola tanam yang terbaik,sehingga pembagian debit air irigasi yang tersedia di Daerah Irigasi dapat dilakukansecara optimal. Hasil optimasi debit air di Daerah Irigasi Jatimlerek dengan cara mencoba-coba luas lahan dengan 3 (tiga) alternatif pola tata tanam di dapat bahwa di Daerah Irigasi Jatimlerek ,Pola Tata Tanam alternatif I Padi(185 ha)/ Polowijo (366 ha)/Tebu (15 ha)– Padi(451 ha)/Polowijo(100 ha)/tebu(15 ha)- Padi(40 ha)/Polowijo(400 ha)/tebu(15ha), dengan luas tanam optimum 566 Ha mendapatkan keuntungan maksimum sebesar Rp. 12.563.667.000,00. Dengan demikian , sebaiknya untuk tiap-tiap daerah irigasi selayaknya dilakukan optimasi yaitu dapat mengoptmalkan debit air yang tersedia dengan alternatif pola tanam terbaik atau juga luas tanah yang optimum.