Jurnal Energi Dan Manufaktur (Oct 2018)

Pengaruh Proses Refining Minyak Bekas Sebagai Bahan Baku Biodiesel

  • Ni Made Suaniti,
  • I Wayan Bandem Adnyana

DOI
https://doi.org/10.24843/JEM.2018.v11.i02.p08
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 2
pp. 72 – 75

Abstract

Read online

Penampakan minyak bekas hasil penggorengan yang berwarna coklat gelap tidak baik dikonsumsi akibat sifat fisik dan kimia minyak berubah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar atau biodiesel. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bahan baku minyak hasil penggorengan setelah direfining dengan asam sulfat dan biodiesel hasil proses transesterifikasi dengan CaO sebagai katalis heterogen. Metode yang digunakan adalah spektroskopi Infra merah dan pengukuran secara mikroskopik. Hasil refining minyak bekas dengan asam sulfat lebih jernih dan analisis secara Infra Merah menunjukkan bahwa terjadi penurunan serapan pada berbagai bilangan gelombang dibandingkan terhadap minyak bekas. Serapan terjadi pada bilangan gelombang 2900 cm-1 diduga adanya ikatan –CH3, -CH2-, -C-H; 1656 cm1 diduga adalah ikatan C=C dan C=O; 1300 cm-1 diduga ikatan–C-H; dan 3600 cm-1 diduga adanya ikatan O-H. Secara mikroskopik menunjukkan hasil dengan ukuran partikel semakin kecil dan lebih homogen. The appearance of dark brown frying oil that is used for frying is not well consumed due to the changing physical and chemical properties of the oil so that it can be used as fuel or biodiesel. The aim of this study was to analyze the raw material of frying oil after being refined with sulfuric acid and biodiesel from the transesterification process with CaO as a heterogeneous catalyst. The method used is infrared spectroscopy and microscopic measurements. The results of refining used oil with sulfuric acid became clear and infrared analysis showed that there was a decrease in absorption at various wave numbers compared to used oil. Absorption occurred at wave numbers 2900 cm-1 was suspected to have –CH3, -CH2-, C-H bonds; 1656 cm-1 was thought to be C=C and C=O bonds; 1300cm-1 was –C-H bond; and 3600 cm-1 was suspected to be O-H bond. Microscopically shows the results with smaller and more homogeneous particle sizes.