Region: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif (Jul 2024)
Strategi peningkatan lingkungan bermain ramah anak di Kota Semarang berdasarkan model Bullerby
Abstract
Kota Semarang meraih gelar Kota Layak Anak dengan predikat Nindya pada tahun 2021. Berbagai usaha dilakukan Pemerintah Kota Semarang untuk mencapai predikat Layak Anak, tidak terkecuali untuk pemenuhan ruang bermain ramah anak. Dari 100 taman aktif di Kota Semarang, hanya 1 taman yang memiliki predikat Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) yaitu di Taman Bumirejo yang berlokasi di Kecamatan Banyumanik. Ditengah masa kedaruratan akibat pandemi Covid-19, anak-anak memiliki keterbatasan dalam mengakses ruang bermain mereka. Keadaan memaksa anak berada di rumah setiap waktu sehingga dapat menimbulkan demam kabin (yaitu kondisi dimana seseorang merasa tidak bahagia karena terlalu lama berada dalam ruangan). Keterbatasan penyediaan RBRA dan akses ruang bermain anak pada masa pandemi menjadikan penting bagi perencana kota untuk memperhatikan perwujudan ruang bermain ramah anak. Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi pada lingkungan bermain anak di Kota Semarang dan merumuskan strategi peningkatan ruang bermain ramah anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisis yang digunakan antara lain analisis deskriptif, analisis superimpose menggunakan aplikasi ArcGIS dan analisis SEM (Structural Equation Modelling). Evaluasi lingkungan bermain anak di Kota Semarang menunjukkan dua kondisi, yaitu lingkungan bermain yang seperti Penjara (9 kecamatan) dan Rumah Kaca (7 kecamatan). Hasil evaluasi mengarahkan strategi pada perlunya peningkatan kemandirian mobilitas dan keterjangkauan aktivitas bermain anak di Kota Semarang.
Keywords