Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif (Jan 2022)

Imam Ibnu Qutaibah dan Takwil terhadap Kemusykilan dalam Al-Quran

  • Suhaimi Suhaimi

DOI
https://doi.org/10.22373/jim.v19i1.12427
Journal volume & issue
Vol. 19, no. 1
pp. 61 – 73

Abstract

Read online

The study of the Qur'an in its various dimensions has always been actual from classical times to the present. This is marked by the emergence of a number of scholars who are famous for their various works and discuss various aspects related to the content of the holy book, one of which is Ibn Qutaibah who lived in the 3rd century AH with various monumental works such as the book Ta'wil Musykil Al- Quran. In this book, he displays takwil or explanations of various utterances that he considers musykil, so that with the takwil he did, then what was previously considered musykil seen to have become something clearer. The recitation of the pronunciation of the verse he chose not only uses reason alone, but also seen by considering the language factor, so that the recitation does not deviate from the rules of language. His efforts should help us to be more aware of the uniqueness of the language of the Qur'an itself, not even enough to get there, but also he has played an active role in making the people aware of the greatness of the Divine Word which is a guide for all human beings. Although his description musykil covers a lot of themes, but this simple writing only describes a few things, such as related to majaz, isti`arah, al-hazfu, words that have different meanings and related letters ma'ani. ABSTRAK Kajian tentang Al-Quran dalam berbagai dimensinya senantiasa aktual sejak zaman klasik hingga kini. Hal ini ditandai dengan munculnya sejumlah ulama yang terkenal dengan berbagai karyanya dan membahas berbagai sisi terkait isi atau kandungan Kitab suci itu, salah satunya adalah Ibnu Qutaibah yang hidup pada abad ke 3 hijriyah dengan berbagai karya monumentalnya antara lain adalah kitab Ta'wil Musykil Al-Quran. Dalam kitab ini, beliau paparkan takwil atau penjelasan terhadap berbagai lafaz yang beliau anggap musykil, sehingga dengan takwil yang beliau lakukan, maka apa yang tadinya dipandang musykil terlihat telah menjadi sesuatu yang lebih jelas. Penakwilan terhadap lafaz ayat yang beliau pilih tidak hanya menggunakan nalar semata, tapi juga terlihat dengan mempertimbangkan faktor bahasa, sehingga takwil yang dilakukan tidak menyimpang dari kaidah bahasa. Upaya yang beliau lakukan kiranya dapat membantu kita untuk lebih menyadari akan keunikan gaya bahasa Al-Quran itu sendiri, bahkan tidak cukup sampai di situ, melainkan juga beliau telah berperan aktif untuk menyadarkan umat akan keagungan Kalam Ilahi yang menjadi petunjuk bagi sekalian manusia itu. Walaupun uraian beliau tentang takwil musykil itu memuat cakupan tema yang cukup banyak, namun tulisan yang sederhana ini hanya memaparkan beberapa hal saja, seperti terkait majaz, isti`arah, al-hazfu, lafaz yang memiliki makna yang berbeda serta terkait huruf ma'ani.

Keywords