Jurnal Sosiologi Reflektif (Oct 2021)

FENOMENA BU NYAI PENGAJAR TAFSIR BERDIMENSI GENDER LOKALITAS DI PONDOK PESANTREN ROUDHOTUL QUR'AN JEMBER

  • Afifatul Munawiroh,
  • M. Khoirul Hadi Al Asy Ari

DOI
https://doi.org/10.14421/jsr.v16i1.2127
Journal volume & issue
Vol. 16, no. 1
pp. 95 – 112

Abstract

Read online

The majority of pesantren, the oldest Islamic educational institution in Indonesia, are still giving a priority to men for most important positions and roles in managing the pesantren. However, there is an interesting phenomenon at Pesantren Roudhotul Qur'an in Jember, East Java, where Nyai Mulazimah took unusual position as a leader of the pesantren, as well as the teacher of Tafsir Jalalain, the most influential tafsir books at pesantren. One of her contribution is conducting a reading of Tafsir Jalalain using a gender approach. This article aims to analyze the role of Nyai Mulazimah and her influences on shaping socio-religious traditions within her pesantren, especially related to the interpretation of the Qur'an (tafsir). This study uses a qualitative approach with data collection techniques through observation and in-depth interviews with Mrs. Nyai Mulazimah and several students. The results reveal that the presence of Nyai Mulazimah as a teacher, who makes an interpretation of the Qur’an using a gender perspective, has created a new distinction to the tradition of teaching a tafsir within a pesantren which has been dominated by men. Therefore, this also gives rise to more diverse perspectives on the interpretation of certain verses within the pesantren, especially those related to the role and social position of women. Mayoritas pesantren di Indonesia masih memprioritaskan laki-laki pada posisi dan peran-peran penting di pondok pesantren. Salah satu fenomena menarik di Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an di Jember adalah keberadan Bu Nyai Mulazimah sebagai pemimpin pondok sekaligus pengajar Tafsir Jalalain. Melalui peran Bu Nyai Mulazimah, pengajaran Tafsir Jalalain diajarkan dengan pendekatan gender. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran Bu Nyai tersebut dan pengaruhnya terhadap tradisi sosial-keagamaan di pesantren khususnya dalam konteks penafsiran al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap Bu Nyai Mulazimah dan beberapa santri. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa keberadaan Bu Nyai Mulazimah sebagai pengajar tafsir dengan perspektif gender telah memberikan nuansa baru dalam tradisi pengajaran tafsir di pesantren yang selama ini didominasi oleh kaum laki-laki. Sehingga, hal ini memunculkan sudut pandang yang lebih beragam tentang tafsir ayat-ayat tertentu di pesantren, khususnya yang berkaitan dengan peran dan posisi sosial perempuan dalam masyarakat.

Keywords