Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan (May 2012)

ISLAM DAN OTORITAS KEAGAMAAN

  • Rumadi Rumadi

DOI
https://doi.org/10.21580/ws.2012.20.1.183
Journal volume & issue
Vol. 20, no. 1
pp. 25 – 54

Abstract

Read online

Is religion possible to grow without any authority? Generally people responded the question with two speculative answers: “religion can be and grow without any authority” and “religion can not be and grow without any authority”. The first opinion is based on the argumentation that religion constitutes a divine total comprehension. It does not need any other than the submission of human being to God. Meanwhile, the second opinion is based on the argumentation that religion constitutes individual rights to communicate and submit to God, but in social sphere the development of religion needs “distributors” having credibility to speak and transmit religious messages. However, in fact, religious authority is not a static one, but dynamic. Levels of religious authority and inter relation between the authority levels is a part of the dynamics. *** Mungkinkah agama tumbuh tanpa otoritas?Pada umumnya jawaban atas per­tanyaan ini ada dua:”agama dapat tumbuh tanpa otoritas” dan “agama tidak dapat tumbuh tanpa otoritas”, Pandangan pertama didasarkan pada argu­mentasi bahwa agama merupakan pemahaman total terhadap ketuhanan. Yang dibutuhkan dalam konteks ini adalah ketundukan terhadap Tuhan semata. Sementara pandangan kedua didasarkan pada argumentasi bahwa agama merupakan hak individual untuk berkomunikasi dan menyerahkan diri kepada Tuhan,namun di dalam lingkup sosial perkembangan agama mem­butuh­kan “penyebar” yang memiliki kredibilitas untuk berbicara dan me­nyampai­kan pesan-pesan agama. Namun demikian, dalam kenyataannya otori­tas agama bukan merupakan hal yang statis, namun dinamis. Tingkat otoritas keagamaan dan inter relasi antar tingkat-tingkat otoritas merupakan bagian dari dinamika tersebut.

Keywords