JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) (Sep 2021)
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA BERBAKAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA
Abstract
Pembelajaran matematika di kelas masih banyak yang menekankan pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir kreatif. maka pembinaan soal soal olimpiade perlu dilakukan oleh lembaga non formal. Salah satunya adalah Klinik Pendidikan MIPA (KPM) yang mengembangkan kelas khusus dan disebut siswa berbakat yang menitik beratkan pembelajaran matematika berupa soal-soal olimpiade yang menuntut siswa untuk berlatih mempergunakan nalarnya untuk berpikir kreatif. Subyek penelitian ini terdiri dari 38 siswa laki-laki dan siswi perempuan kelas 5 berbakat di KPM Cabang Surabaya. Adapun indikator berpikir kreatif yang digunakan adalah indikator kefasihan, indikator fleksibilitas, indikator kebaruan. Instrumen yang dipakai pada penelitian yakni : Tes evaluasi dan wawancara. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa laki-laki dan perempuan pada penelitian ini menggunakan Uji Mann Whitney, mendapatkan hasil bahwa Z hit= 6,375 > Z tabel= 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau Terima H1. Kesimpulannya kemampuan berpikir kreatif siswa laki-laki berbeda dengan kemampuan berpikir kreatif siswi perempuan. Kemampuan berpikir kreatif siswa laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan masalah matematika terkait soal matematika olimpiade memperlihatkan bahwasannya siswa laki laki lebih banyak yang menyelesaikan dengan cara penyelesaian sama dengan yang dibuat pertama. Kemampuan berpikir kreatif siswa perempuan dalam menyelesaikan soal olimpiade rata rata sudah mampu menyelesaikan penyelesaian lebih dari satu cara. Untuk indikator kebaruan siswi perempuan sudah mampu menjawab jawaban lebih dari satu dan beragam. Tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa perempuan lebih tinggi hal ini terlihat dari persentase 53,85% siswa perempuan pada tingkat berpikir kreatif. Sedangkan siswa laki-laki sebesar 16,67 % tingkat berpikir kreatif. Berdasarkan hasil wawancara, bahwasnnya memperlihatkan baik siswa perempuan maupun siswa laki-laki sama-sama menunjukkan bahwa sudah memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif yaitu sangat kreatif , kreatif dan kurang kreatif.
Keywords