Cakradonya Dental Journal (Jun 2016)
Konsentrasi Hambat dan Bunuh Minimum Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Terhadap Aggregatibacter Actinomycetemcomitans Secara In Vitro
Abstract
Periodontitis agresif merupakan kelainan jaringan yang progresif pada orang dewasa muda sehat yang didominasi oleh bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Perawatan periodontitis agresif dengan penggunaan antibiotik berkepanjangan dapat menyebabkan bakteri A. actinomycetemcomitans menjadi resisten, oleh sebab itu alternatif perawatan dapat dilakukan dengan pemberian tanaman yang mengandung antibakteri, salah satunya daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan obat tradisional yang sering digunakan untuk berbagai macam penyakit dan diketahui memiliki kandungan aktif yang bersifat antibakteri. Zat aktif yang terkandung tersebut alkaloid, polifenol, saponin, flavonoid, kuinon dan steroid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap pertumbuhan A. actinomycetemcomitans secara in vitro. Penelitian eksperimental laboratoris ini menggunakan sampel A. actinomycetemcomitans isolat klinis yang telah diidentifikasi sebelumnya dan daun jeruk nipis yang diekstraksi menggunakan metode maserasi. Ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) diuji efek antibakterinya terhadap pertumbuhan A. actinomycetemcomitans dengan metode Standard Plate Count (SPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni pada konsentrasi 0,25% berjumlah 386 x 103 CFU/ml dan paling sedikit ditemukan pada konsentrasi 20% berjumlah 1,5 x 103 CFU/ml. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ditemukan pada konsentrasi 0,25% dan tidak ditemukan adanya Kosentrasi Bunuh Minimum (KBM).