Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir (Oct 2023)
MENYINGKAP MITOS JAHILIYYAH DALAM TAFSIR DIGITAL: SIMBOLISASI TABARRUJ PADA Q.S AL-AHZĀB AYAT 33 DALAM MEME DI MEDIA SOSIAL
Abstract
Kajian ini mengkritisi penafsiran digital di era postmodern untuk menemukan titik kejelasan atas interpretasi ayat yang berbentuk digital dalam bingkai meme. Untuk mengungkap simbol-simbol dalam meme, kajian kualitatif digunakan untuk menelusuri penafsiran Q.S al-Ahzāb ayat 33 terkait larangan tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah. Meme ini menyebar secara masif di media sosial sebagai alat penolakan terhadap fenomena tren fashion dan kecantikan yang dianggap bermasalah. Apalagi tren seperti beauty vlogger, make up challenge, styling challenge menjadi trending topic dalam berbagai platform media sosial dari tahun ke tahun. Terdapat tiga pernyataan utama terkait visualisasi meme dan simbolisasi jahiliyyah yang dituangkan dalam produksi meme. Secara umum kajian ini akan dianalisis dengan pendekatan semiotika yang digagas oleh Roland Barthes dengan tiga tipologi makna yakni denotatif, konotatif, dan mitos. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa meme larangan tabarruj divisualisasikan dalam tiga tipologi; meme dengan redaksi Q.S al-Ahzāb ayat 33 tanpa tambahan apapun, meme yang menyertakan hukum tentang tabarruj, dan meme tentang tabarruj dengan keterangan tambahan. Selain itu, symbol-simbol yang bertebaran dalam meme mengkonstruk pola pikir warganet sehingga tercipta sebuah mitos.
Keywords