Sari Pediatri (Nov 2016)
Hubungan antara Besarnya Defek Septum Ventrikel dengan Fungsi Paru
Abstract
Latar belakang. Pada anak dengan defek septum ventrikel (DSV), terjadi peningkatan aliran darah ke paru. Semakin besar DSV, semakin meningkat aliran darah ke paru maka risiko infeksi saluran pernafasan akut dan gagal jantung meningkat dan menganggu fungsi paru. Fungsi paru yang baik penting untuk pemeliharaan suplai oksigen saat sebelum dan setelah dilakukan operasi. Spirometri merupakan alat yang penting dan praktis dalam menilai fungsi paru. Perbandingan FEV1/FVC digunakan untuk mendiagnosis dan membedakan antara penyakit paru obstruktif dan restriktif. Tujuan. Membuktikan adanya hubungan antara besarnya DSV, flow ratio, klasifikasi gagal jantung, frekuensi infeksi respiratori akut (IRA), dan status gizi dengan fungsi paru. Metode. Dilakukan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional di RS dr. Kariadi dari bulan September 2011 sampai dengan Desember 2012. Subjek anak dengan DSV yang belum dilakukan operasi, umur 5-14 tahun yang mendapat terapi di instalasi rawat jalan RS dr. Kariadi. Dilakukan ekokardiografi untuk mengukur diameter DSV dan flow ratio (Qp/Qs) dan spirometri untuk menilai fungsi paru melalui pengukuran (FEV1/FVC). Analisis statistik dengan uji korelasi Spearman dan uji Fisher’s Exact. Hasil. Subjek terdiri atas 20 anak dengan DSV (65% perempuan). Rerata diameter DSV 12,32 mm (SB 9,18), rerata dari flow ratio 2,63 (SB 0,92), rerata frekuensi IRA 4,60 kali (SB 2,98). Rerata FEV1/FVC adalah 94,1% (SB 9,82). Ukuran DSV besar, flow ratio yang tinggi, dan seringnya IRA mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya gangguan fungsi paru restriktif, secara berturut-turut dengan RP=1,5 (p=0,038), RP=1,8 (p=0,009), RP=1,5 (p=0,038). Status gizi berhubungan sedang dengan fungsi paru (r=0,604, p=0,005). Kesimpulan. DSV besar, flow ratio, frekuensi IRA, dan status gizi berhubungan dengan fungsi paru.
Keywords