Sari Pediatri (Nov 2016)

Plasmaferesis Sebagai Terapi Sindrom Guillain-Barre Berat pada Anak

  • Vimaladewi Lukito,
  • Irawan Mangunatmadja,
  • Antonius H. Pudjiadi,
  • Tatang M. Puspandjono

DOI
https://doi.org/10.14238/sp11.6.2010.448-55
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 6
pp. 448 – 55

Abstract

Read online

Plasmaferesis atau plasma exchange merupakan salah satu pilihan terapi bagi sindrom Guillain-Barre berat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa plasmaferesis dan imunoglobulin intravena (IVIg) sebagai terapi sindrom Guillain-Barre memiliki efektivitas yang sama, namun penggunaan plasmaferesis pada pasien anak lebih jarang dilakukan karena membutuhkan peralatan dan persiapan yang lebih kompleks. Tujuan dari laporan kasus untuk melaporkan terapi sindrom Guillain-Barre berat dengan menggunakan plasmaferesis pada pasien anak. Seorang anak perempuan usia 10 tahun dirawat di RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo dengan diagnosis sindrom Guillain-Barre. Pada hari kedua perawatan pasien mengalami paralisis otot pernafasan sehingga pernafasan harus dibantu dengan ventilasi mekanik. Faktor ekonomi dan ketersediaan alat menyebabkan plasmaferesis dipilih sebagai terapi, dibandingkan dengan pengobatan IVIg. Plasmaferesis dilakukan empat kali dalam waktu satu minggu dengan menggunakan fraksi protein. Efek samping plasmaferesis berupa hipotensi dan sepsis yang ditangani dengan pemberian cairan dan antibiotik. Fungsi motorik pasien berangsur membaik dalam waktu satu minggu. Ventilasi mekanik dilepas setelah duapuluh enam hari dan pasien dipulangkan setelah dua bulan perawatan. Plasmaferesis dan IVIg memiliki efektifitas yang sama sebagai terapi sindrom Guillain-Barre berat. Keputusan untuk memilih salah satu terapi tersebut berdasarkan pada keadaan klinis pasien, sistem penunjang, dan kemampuan ekonomi orang tua pasien.

Keywords