Sari Pediatri (Jun 2023)

Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Kejadian Hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar

  • Putu Fristy Armatheina,
  • I Wayan Bikin Suryawan,
  • I Gde Doddy Kurnia Indrawan

DOI
https://doi.org/10.14238/sp25.1.2023.15-9
Journal volume & issue
Vol. 25, no. 1
pp. 15 – 9

Abstract

Read online

Latar belakang. Hiperbilirubinemia merupakan salah satu keadaan klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Angka kejadian bayi hiperbilirubin berbeda di satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan faktor penyebab seperti berat bayi lahir. Berdasarkan data dari The Fifty Sixth Session of Regional Committee, World Health Organization kematian bayi terjadi pada usia neonatus dengan penyebab tersering hiperbilirubinemia. Pravelensi dan tingkat keparahan hiperbilirubinemia ditemukan lebih tinggi pada bayi berat lahir rendah (BBLR). Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bayi berat lahir rendah dengan kejadian hiperbilirubinemia. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang yang dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2022 di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya. Subjek penelitian adalah bayi usia 0-28 hari yang dirawat serta berat lahir bayi dan hasil pemeriksaan kadar bilirubin tercatat dalam rekam medis periode juni 2021 sampai dengan juni 2022 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara consecutive sampling. Dilakukan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Data dianalisis dengan SPSS versi 20 untuk Windows. Hasil. Pada penelitian ini didapatkan 92 sampel. Sampel bayi berat lahir rendah didapatkan sebesar 58,7% dan 89,1 sampel di antaranya mengalami hiperbilirubinemia. Hasil uji hipotesis dengan uji Chi-square diperoleh nilai p=0,033. Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara bayi berat lahir rendah dengan hiperbilirubinemia pada nenonatus di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya.

Keywords