Insisiva Dental Journal (Jan 2014)

Perbedaan Daya Antibakteri antara Klorheksidin Diglukonat 2% dan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn) Berbagai Konsentrasi (Tinjauan Terhadap Enterococcus Faecalis) Differences Of Antibacterial Power Between Chlorhexidine Digluconate 2% And Vari

  • Erma Sofiani,
  • Dhita Ardian Mareta

DOI
https://doi.org/10.18196/di.v3i1.1726
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 1
pp. 30 – 41

Abstract

Read online

Latar belakang: Enterococcus faecalis merupakan bakteri patogen penyebab kegagalan paska perawatan saluran akar karena memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan mentoleransi secara ekologis pada kondisi perawatan saluran akar yang gagal. Pemberantasan Enterococcus faecalis dari saluran akar dapat dilakukan salah satunya dengan penggunaan bahan irigasi. Salah satu bahan irigasi yaitu klorheksidin diglukonat 2% yang efektif melawan Enterococci dan jamur, namun tidak dapat melarutkan jaringan. Klorheksidin diglukonat 2% dapat menimbulkan reaksi alergi apabila digunakan secara berulang dalam jangka waktu yang lama. Bahan alternatif irigasi lain untuk menghindari reaksi alergi tersebut yaitu ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. Adanya kandungan tanin di dalam daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Tujuan penelitian: untuk mengetahui perbedaan keefektivitasan daya antibakteri antara klorheksidin diglukonat 2% dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn). Desain penelitian: eksperimental laboratories in vitro dengan metode difusi sumuran agar pada media TSA. Media TSA di olesi Enterococcus faecalis kemudian ditetesi larutan uji khorheksidin diglukonat 2%, aquabides steril dan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80%. Perhitungan daya antibakteri dengan mengukur zona radikal menggunakan slidding caliper. Data dianalisis menggunakan uji One Way Anova dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian: klorheksidin diglukonat 2% memiliki daya antibakteri yang lebih tinggi terhadap Enterococcus faecalis dibandingkan dengan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80%. Konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) sebesar 60% memiliki daya antibakteri paling tinggi dibandingkan konsentrasi lain sehingga dapat digunakan sebagai bahan alternatif irigasi saluran akar.

Keywords