Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan (Apr 2017)

PENERAPAN HACCP BUBUR BAYI BERAS MERAH TERHADAP PENERIMAAN DAN LAMA WAKTU SIMPAN

  • Riska Listyanti,
  • Lilik Hendrarini,
  • narto narto

Journal volume & issue
Vol. 8, no. 3
pp. 117 – 124

Abstract

Read online

Penelitian ini secara umum bertujuan terlaksananya penerapan HACCP untuk bubur beras me-rah yang ditujukan untuk bayi usia 6-10 bulan, dan secara khusus menetapkan perbedaan lama waktu simpan bubur tersebut antara penerapan HACCP (variasi 1) dengan penerapan HACCP tanpa pengendalian CCP persiapan bahan (variasi 2); sanitasi alat (variasi 3); penjamah (variasi 4); cara pengolahan (variasi 5); penyimpanan (variasi 6) dan penyajian (variasi 7), serta mene-tapkan perbedaan penerimaan bubur beras merah variasi 1 dan bubur organik sebagai kontrol positif. Hal ini dilatar-belakangi karena dalam proses pembuatan bubur beras merah oleh ibu bayi, pada pemilihan bahan, sanitasi alat, penjamah dan cara pengolahan tidak memenuhi sya-rat. Begitu juga pada proses pengolahan bubur organik, pada sanitasi alat, penjamah, penyim-panan dan penyajian juga tidak memenuhi syarat. Metoda pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dengan bahan penelitian bubur hasil olahan sendiri. Hasil analisis menunjukan bahwa: bayi homogenisasi yang menerima bubur beras merah olahan sendiri adalah sebesar 73,25 %, dan yang menerima bubur organik pabrikan sebesar 46,5 %; penerimaan bubur beras merah dengan bubur organik berbeda secara bermakna (nilai p: 0,022). Selain itu diketahui pula bahwa lama waktu simpan bubur beras merah variasi 1 lebih dari 12 jam; variasi 2, 12 jam ( p: 1,00); variasi 3, 12 jam (p: 0,831); variasi 4, 11 jam (p: 0,862); variasi 5, 11 jam (p: 0,478); variasi 6, 8 jam (p: 0,155); dan variasi 7, 11 jam (p: 0,473). Dengan demiki-an dapat disimpulkan bahwa lama waktu simpan bubur beras merah variasi 2, 3, 4, 5 dan 6 tidak berbeda dengan variasi 1.