Agro Ekonomi (Dec 2016)

KEMISKINAN DAN PEMERATAAN DI DAERAH PROYEK IRIGASI SEMARANG BARAT ( POVERTY AND EQUITY IN THE WEST SEMARANG IRRIGATION PROJECT AREA )

  • Roso Witjaksono

DOI
https://doi.org/10.22146/agroekonomi.16905
Journal volume & issue
Vol. 27, no. 4
pp. 30 – 39

Abstract

Read online

Proyek rehabilitasi jaringan pengairan terutama dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan sosial ekonomi masyarakat petani yang sebagian besar termasuk dalam lapisan bawah masyarakat. Dampak proyek ini dapat antara lain dilihat pada indikator tingkat kemiskinan dan pemerataan pendapatan petani di daerah proyek. Patokan yang digunakan untuk menentukan tingkat kemiskinan suatu masyarakat adalah garis kemiskinan yang dicetuskan oleh Sajogyo (1982), yang mendasarkan perhitungannya pada besarnya pengeluaran rumah tangga petani dalam bentuk setara beras. Pemerataan pendapatan petani ditentukan dengan cara pengukuran terhadap standar deviasi (S), koefisien variasi (Kv) dan Gini Ratio (GR), yang semuanya mendasarkan pada perhitungan besarnya pengeluaran rumah tangga petani sampel. Penggunaan tiga cara pengukuran tersebut secara bersama-sama akan dapat memberikan gambaran keadaan pemerataan yang lebih riil daripada hanya menggunakan salah satu cara pengukuran. Hasil analisis menunjukkan bahwa 63,4% anggota masyarakat petani di daerah proyek berada di atas garis kemiskinan. Di antara Lima kriteria daerah proyek (daerah Rehabilitasi Irigasi, daerah Banjir, daerah Tebu, daerah Tembakau dan daerah Tambak) ternyata keadaan pemerataan terbaik dijumpai di daerah Tebu dan keadaan pemerataan terburuk dijumpai di daerah Rehabilitasi Irigasi

Keywords