Chi'e: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Nov 2013)

PERBANDINGAN STRUKTUR KALIMAT PASIF BERVERBA JIDOSHI DAN KALIMAT KAUSATIF PASIF DALAM BAHASA JEPANG

  • Lisda Nurjaleka

DOI
https://doi.org/10.15294/chie.v2i1.2448
Journal volume & issue
Vol. 2, no. 1

Abstract

Read online

Bila kita berbicara tentang struktur bahasa, maka erat kaitannya dengan istilah tuturan. Tuturan yang ditinjau dari sikap penutur ini sangat penting karena menyangkut perasaan, keadaan, dan tanggapan penutur tentang suatu hal. Tuturan seperti itu melibatkan aspek psikologis penutur sehingga tidak jarang pada tulisan diberikan penekanan khusus, baik melalui tekanan suara atau tanda-tanda bahasa lain.Misalnya dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk kalimat pasif. Bentuk pasif adalah bentuk kalimat yang terdapat dalam setiap bahasa. Meskipun bahasa Jepang dan bahasa Indonesia tidak serumpun, tapi dalam hal bentuk kata atau bentuk kalimat antara keduanya tentu ada hal-hal yang berbeda dan ada pula hal yang sama. Dalam bahasa Jepang bentuk pasif disebut (受動態) judotai atau (受身)Ukemi. Secara garis besar pada dasarnyha bentuk pasif bahasa Jepang modern dibagi menjadi dua, yaitu 直接受身(Chokusetsu ukemi)atau kalimat pasif langsung dan 間接受身(kansetsu ukemi) yaitu kalimat pasif tak langsung atau disebut juga 迷惑受身(meiwaku ukemi). Dalam skripsi ini penulis bermaksud untuk membandingkan struktur kalimat pasif bahasa Jepang antara struktur jidoshi dan kausatif. Dalam bahasa Jepang, penggambaran sikap penutur ini dapat ditunjukkan melalui penelaahan unsur bahasa maupun unsur suprasegmental. Salah satunya adalah dengan penggunaan Jodoshi. Dalam kalimat pasif bahasa Jepang bentuk reru dan rareru sebagai salah satu jodoshi yang menempel pada mizenkei. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu cara mendekati, mengamati, menganalisa dan menjelaskan suatu fenomena secara sistematis, factual, akurat terhadap data serta sifat dan hubungan fenomena yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka. Penulis menyimpulkan bahwa kalimat pasif intransitif mempunyai arti meiwaku tetapi juga tidak selalu mempunyai arti merugikan. Kalimat pasif berverba intransitif juga termasuk ke dalam meiwaku ukemi bentuk pasif yang merugikan yang biasanya merupakan kalimat pasif tak langsung. Dalam kalimat kausatif pasif, subjek maupun pelakunya harus makhluk hidup, karena apabila benda mati maka kalimat menjadi tidak wajar. Selain itu Subjek dalam struktur kalimat pasif berverba jidoshi dan kausatif pasif yang mempunyai arti menderita adalah makhluk hidup, karena apabila subjeknya benda mati maka tidak dapat mengalami kerugian. Pelaku dalam kalimat pasif berverba jidoshi dapat menggunakan makhluk hidup maupun benda mati. Sedangkan pelaku dalam kalimat pasif, hanya menggunakan makhluk hidup.

Keywords