Sari Pediatri (Dec 2016)

Gambaran Klinis Kriptorkismus di Poliklinik Endokrinologi Anak RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Tahun 1998 - 2002

  • Wayan Bikin Suryawan,
  • Jose RL Batubara,
  • Bambang Tridjaja,
  • Aman B Pulungan

DOI
https://doi.org/10.14238/sp5.3.2003.111-6
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 3
pp. 111 – 6

Abstract

Read online

Latar belakang: kriptorkismus merupakan kelainan organ seksual lelaki yang sering ditemukan. Sampai berapa tahun terapi hormonal dan pembedahan dilakukan masih kontroversial. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur saat berobat pertama kali, asal rujukan, lokasi testis, peran perabaan, penyakit penyerta, dan peran terapi hormonal pada kriptorkismus. Cara kerja: Penelitian dilakukan secara retrospektif dari semua pasien baru yang didiagnosis kriptorkismus di Poliklinik Endokrinologi Anak RSCM selama 5 tahun (Januari 1998 – Desember 2002). Hasil: diteliti 63 pasien baru, 58 pasien diantaranya dengan kriptorkismus murni, dan 5 pasien testis retraktil. Didapat 22,4% kriptorkismus bilateral, 77,6% kriptorkismus unilateral, kriptorkismus kanan dan kiri jumlahnya hampir sama. Pasien yang dirujuk oleh spesialis anak 33,3%. Umur pertama datang di poliklinik 9 bulan-2 tahun 24,1%, dan >2 tahun 56,9%. Pada perabaan, lokasi testis paling banyak tak teraba 74,1%, setelah dikonfirmasi dengan USG 75% hasilnya sama dengan perabaan. Kriptorkismus disertai skrotum bifidum dan hipospadia 12,6%, mikropenis 11,1%, sindrom Prader Willi, sindrom Noonan, sindrom Kallmann masingmasing 1,6% dan merupakan penyakit dasar kriptorkismus. Keberhasilan Terapi hormonal 65% ( inguinal 77,8% dan pada testis tak teraba 50%) , terapi dimulai sejak umur 9 bulan. Kesimpulan: sebagian besar pasien datang pada umur >2 tahun, sedangkan terapi hormonal dimulai pada umur 9 bulan dengan keberasilan 65%. Pemeriksaan fisik sama akurat dibandingkan dengan pemeriksaan USG. Terapi hormonal pada kriptorkismus umur 6 bulan - 2 tahun masih efektif sebelum terapi bedah dilakukan.

Keywords