Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology (Jan 2022)
Preparation and Characterization of Giant Tiger Shrimp (Penaeus monodon) Shell-Based Chitin as Biocoagulant For Water Purification
Abstract
Abstract: Giant tiger shrimp (Penaeus monodon) shells are solid waste that can be utilized for water purification by converting them into chitin-based biocoagulant. The extraction and deproteination of giant tiger shrimp shells (Penaeus monodon) resulted in 83.34% w/w, followed by a demineralization yield of 91.61% w/w product. Chitin extract was used as a biocoagulant using the Jar test method on a fixed variable of 1 L well water and the independent variables of chitin weight (mg) and stirring speed (rpm). The results showed that 15 mg/L chitin reduced the turbidity value of well water from 3.08-1.03 NTU and decreased the Total Dissolved Solids (TDS) from 555-500 mg/L, at 200 rpm and pH 8.4. In conclusion, our investigation proves that chitin derived from giant tiger shrimp shells can be used as a biocoagulant for water purification. Abstrak: Kulit udang merupakan limbah padat yang dapat digunakan untuk penjerniahan air, dengan mengonversi limbah tersebut menjadi biokoagulan berbasis chitin. Limbah kulit udang Windu (Penaeus monodon) diekstrak menjadi chitin sebagai bahan baku Biokoagulan dalam penjernihan air sumur. Proses ekstraksi kulit udang windu (Penaeus monodon) diperoleh rendemen sebesar 83,34% melalui proses deproteinasi, diperoleh rendemen sebanyak 91,61% melalui proses demineralisasi. Hasil ekstrak chitin digunakankan sebagai biokoagulan dengan metode Jar test pada variabel tetap sebesar 1 L air sumur dan variabel berubah adalah massa chitin dan waktu pengadukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15 mgram/L chitin mampu menurunkan nilai kekeruhan air sumur dari 3,08-1,03 (NTU) dan menurunkan Total Dissolved Solids TDS dari 555-500 (mgram/L), dengan kecepatan rotasi 200 rpm untuk nilai pH 8,4. Kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa chitin yang diperoleh dari kulit udang windu dapat digunakan sebagai biokoagulan pada proses penjernihan air.
Keywords