Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya (Aug 2023)

Revealing the power practices and ideology of pedophiles in pedophile community through transitivity choices

  • Antok Risaldi,
  • Anang Santoso,
  • Moch. Syahri,
  • Yuni Pratiwi

DOI
https://doi.org/10.17977/um015v51i22023p176
Journal volume & issue
Vol. 51, no. 2
pp. 176 – 192

Abstract

Read online

Among the choices of grammatical forms, the transitive system stands out in the pedophile community. The purpose of this study is to reveal the exercise of power and ideology of pedophiles through their transitive choices. In systemic functional linguistics (SFL), the transitivity system is widely used to analyze isolated clauses and contextual clauses. The data for this research was taken from conversational texts by pedophiles at WordPress Jakongsu from December 2021 to February 2022. Data were collected through netnography approach (Kozinets, 2010), which applies ethnography collection technique in the virtual world. The existed data were compiled in a digital archive. To analyze the data, Fairclough's critical discourse analysis (CDA) model was used (i.e., description, interpretation, and explanation). The findings of the study indicate that pedophiles tend to use clauses of the material process than those of mental and relational processes. Mengungkap praktik kuasa dan ideologi pelaku kejahatan dalam komunitas pedofilia melalui pilihan ketransitifan Di antara pilihan terhadap bentuk-bentuk gramatikal, pilihan sistem ketransitifan begitu menonjol dalam komunitas pedofilia. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap praktik kuasa dan ideologi pelaku kejahatan dalam komunitas pedofilia melalui pilihan ketransitifan. Dalam linguistik sistemik fungsional (LSF), sistem transitivitas adalah sarana yang umum digunakan untuk menganalisis klausa yang terisolasi maupun klausa dalam konteks. Data penelitian ini diambil dari satu komunitas pedofilia di Wordpress Jakongsu selama Desember 2021 hingga Februari 2022. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini berupa netnografi yang mengacu kepada pendapat Kozinets (2010), yang merupakan bentuk adopsi dari teknik pengumpulan etnografi pada ranah dunia maya. Data yang sudah ada dikumpulkan dalam pengarsipan digital. Untuk menganalisis data peneliti menggunakan model analisis wacana kritis dari Fairclough, yakni deskripsi, interpretasi, dan eksplanasi. Temuan dari penelitian ini menjelaskan bahwa dalam pedofilia memiliki kecenderuan untuk menggunakan klausa yang berjenis proses material dibandingkan klausa yang berjenis proses mental dan proses relasional.