LINK (May 2020)
HUBUNGAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN DI DESA TEMUROSO WILAYAH PUSKESMAS GUNTUR 1 KABUPATEN DEMAK.
Abstract
Latar belakang Stunting merupakan suatu sindrom kegagalan pertumbuhan linier berfungsi sebagai penanda dari beberapa kelainan patologis yang terkait dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas, hilangnya potensi pertumbuhan fisik, berkurangnya perkembangan saraf dan fungsi kognitif serta peningkatan risiko penyakit kronis pada masa dewasa. Menurut World Health Organization (WHO) Indonesia merupakan negara ke tiga angka stunting tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR) yaitu 36,4% pada tahun 2015-2017 dan pada tahun 2018 (30,8%) balita yang mengalami stunting sedangkan di Jawa Tengah (31,22%), dan wilayah puskesmas guntur (13,81 %) pada tahun 2019. Tujuan, mengetahui hubungan stunting dengan perkembangan motorik anak pada usia 2-3 tahun di Desa Temuroso Wilayah Puskesmas Guntur 1 Kabupaten Demak. Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional, populasi dalam penelitian ini sebanyak 595 balita stunting di wilayah puskesmas Guntur 1. Teknik sampling dengan menggunakan csluster sampling dan besar sampel yang diambil sebanyak 73 balita stunting umur 2-3 tahun. Pengumpulan data perkembangan motorik dilakukan dengan wawancara menggunakan lemar kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stunting dengan perkembangan motorik kasar (p=0,013) dan motorik halus (p=0,026). Kesimpulan, bahwasannya pada anak stunting cenderung memiliki perkembangan motorik yang terhambat baik motorik kasar dan motorik halus.
Keywords