Jurnal Kedokteran dan Kesehatan (Apr 2014)
Hubungan Kepadatan Spesies Malassezia dan Keparahan Klinis Dermatitis Seboroik di Kepala
Abstract
Dermatitits seboroik (DS) merupakan dermatosis papuloskuamosa kronik mengenai wajah, badan bagian atas dan lipatan kulit. Etiologi DS belum diketahui pasti, tetapi beberapa faktor berperan dalam etiologi DS yaitu aktivitas kelenjar sebaseus, peran mikrobial dan kerentanan individu. Peranan spesies Malassezia sebagai faktor etiologi DS masih kontroversi. Beberapa penelitian klinis menunjukkan peningkatan kepadatan Malassezia memiliki peran penting pada patogenesis DS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepadatan spesies Malassezia dengan keparahan klinis DS. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik laboratorik dengan rancangan potong lintang. Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2014 sampai Januari 2015 di Poliklinik IKKK Divisi Dermatologi Non Infeksi (DNI) RSUP MH Palembang. Seluruh pasien DS yang memenuhi kriteria penerimaan dimasukkan menjadi sampel penelitian sejumlah 92 orang secara consecutive sampling. Seluruh Pasien diberi penjelasan mengenai penelitian, tujuan, prosedur dan manfaat penelitian serta menandatangani lembar informed consent. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik dan penilaian keparahan klinis menggunakan Seborrhea Area and Severity Index (SASI) serta pemeriksaan laboratorium biakan CHROMagar. Hasil penelitian didapatkan delapan satu dari 92 pasien didapatkan biakan positif spesies Malassezia terdiri pria 43 orang (46.7%) dan wanita 49 orang (53.3%). Terdapat hubungan bermakna antara kepadatan spesies Malassezia terhadap keparahan klinis DS. Pada analisis regresi ganda menunjukkan tipe kulit berminyak dan kepadatan spesies Malassezia merupakan faktor risiko yang mempengaruhi keparahan klinis DS (p= 0.000). Spesies Malasesezia paling banyak ditemukan M. globosa (44.6%) dikuti dengan M. obtusa (7.6%), M.sloofiae (5.4%), M. dermatis (3.3%), M. furfur (2.2%), M. pachydermatis (1.1%), M. japonica 1 (1.1%). Kesimpulan penelitian ini adalah kepadatan spesies Malassezia merupakan faktor risiko yang mempengaruhi keparahan klinis DS.