Majalah Kedokteran Bandung (Aug 2017)

Manifestasi Klinis Refluks Laringofaring: Studi pada Anak Usia 0–24 Bulan dengan Laringomalasia

  • Melati Sudiro,
  • R. Ayu Hardianti Saputri,
  • Teti Madiadipoera,
  • M. Thaufiq S. Boesoirie

DOI
https://doi.org/10.15395/mkb.v49n2.1057
Journal volume & issue
Vol. 49, no. 2

Abstract

Read online

Laringomalasia merupakan kelainan kongenital anomali laring yang banyak ditemukan pada bayi baru lahir dan penyebab tersering stridor serta obstruksi saluran napas. Pemeriksaan laringoskopi serat lentur memperlihatkan terlipat atau terhisapnya struktur supraglotik ke dalam laring selama inspirasi. Obstruksi saluran napas pada laringomalasia akan menyebabkan tekanan negatif intratorakal, menyebabkan asam lambung naik ke jaringan laringofaring dan diduga menimbulkan refluks laringofaring (RLF). Telah dilakukan penelitian dengan pendekatan potong lintang yang bertujuan mengidentifikasi dan menilai hubungan antara laringomalasia dan gambaran refluks laringofaring pada usia 0–24 bulan yang datang ke poliklinik THT-KL RSHS Bandung periode Januari 2012–Maret 2015 berdasar atas data rekam medis dan hasil pemeriksaan laringoskopi serat lentur. Seratus tujuh pasien laringomalasia dengan keluhan stridor mengikuti penelitian ini, 69 laki-laki (64,5%) dan 38 perempuan (35,5%) dengan usia rata-rata 4,19 bulan. Laringomalasia tipe 1 merupakan tipe terbanyak (57,9%). Gambaran RLF yang berhubungan dengan tingkat berat laringomalasia adalah edema plika ventrikularis dengan OR 3,71 (IK 95%=1,07–12,91; p=0,039) dan edema aritenoid dengan OR 4,74 (IK 95%=1,19–18,89; p=0,027). Edema ventrikular dan aritenoid merupakan gambaran RLF yang berhubungan dengan tingkat berat laringomalasia pada pada anak usia 0–24 bulan.

Keywords