Ta‘lim (Jan 2024)

NILAI AKHLAK DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IBNU MISKAWAIH

  • mukhlas mukhlas,
  • Muhamad Akip

DOI
https://doi.org/10.52166/talim.v7i1.5376
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 1
pp. 14 – 35

Abstract

Read online

Abstrak. Pendidikan akhlak merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dalam bermasyarakat. Sebab jatuh bangunnya seorang manusia itu tergantung pada akhlaknya. Apabia akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya. Tujuan Penelitian untuk mengetahui nilai akhlak dalam penyelenggaraan pendidikan Islam Perspektif Ibnu Miskawaih yang hingga saat ini masir relevan digunakan pada lembaga pendidikan baik umum maupun agama. Metode dalam penelitian Library Research melalui pengeumpulan literature yang berkaitan tentang akhlak Ibnu Miskawaih yang meliputi karya pribadinya (Pustaka Primer), monografi, dan tulisan-tulisan khusus yang berkaitan dengan Ibnu Miskawaih (Pustaka Sekunder). pendekatan yang digunakan (1) Pendekatan Filosofis, (2) Pendekatan Holistik, (3) Sufistik metode pengolahan dan analisis data yang bersifat kualitatif dan diinterprestasikan ke dalam konsep yang bisa mendukung sasaran dan objek pembahasan Deduktif, Induktif dan komparatif. Hasil penelitian mengenai nilai akhlak dalam penyelenggaraan pendidikan Islam Perspektif Ibnu Miskawaih adalah Nilai pendidikan akhlak yang ditawarkan Ibn Miskawaih konsep manusia dan akhlak yang mana manusia memiliki daya bernafsu (an-nafs al-Bahimmiyyat) sebagai daya terendah, daya berani (an-nafs as- Sabu'iyyat) sebagai daya pertengahan, dan daya berpikir (an-nafs an- Nathiqat) sebagai daya tertinggi. melalui Pertama penyelenggaraan pendidikan Islam akan menghasilkan sikap batin yang mampu mendorong untuk melahirkan perbuatan yang bernilai baik, sehingga mampu memperoleh kebahagiaan yang sejati. Kedua, metode pendidikan akhlak. Ibn Miskawaih memiliki beberapa metode untuk mencapai akhlak yang baik, terus belajar dan menahan diri (al-'adat wa al-jihad) untuk mendapatkan akhlak sebagai keutamaan jiwa. Ketiga, materi pendidikan akhlak adalah perkara yang menjadi kebutuhan Jasmani dan rohani seperti shalat dan puasa serta perkara yang berhubungan dengan makhluk (pernikahan,saling mengingatkan dan). Keempat, lingkungan pendidikan akhlak dimulai dari rumah, sekolah dan lingkungan yang harus bekerja sama. Lingkungan ini secara akumulatif bepengaruh terhadap terciptanya lingkungan peelajar. Konsep Ibn Miskawaih ini telah ada dan diaplikasikan pada abad kesepuluh tersurat dalam karyanya Tahzib al-Akhlak yang selalu aktual dan dan tidak akan pernah musna dengan kemajuan zaman.Dalam penyelenggaraan pendidikan Islam pendidikan akhlak sangat diutamakan dan menentukan keberkahan dan keberhasilan, untuk berkemauan yang sungguh-sungguh untuk berlatih secara berkesinambungan dan menahan diri dari pebuatan tercela yang diajarkan dalam proses penyelenggaraan pendidikan Islam baik formal,nonformal maupun informal yang memiliki nilai Pertama kemauan yang tinggi (Terus Belajar meskipun Telah Pandai) kedua, menjadikan semua pengalaman sebagai pengetahuan serta orang lain sebagai cermin untuk tercapainya akhlak yang baik (akhlaqul karimah).

Keywords