Jurnal Ergonomi Indonesia (Dec 2018)

PENGATURAN ORGANISASI KERJA BERORIENTASI ERGONOMI MENURUNKAN RESPON FISIOLOGIS PEKERJA DAN WAKTU BONGKAR MUAT DI KOMPLEK PERGUDANGAN BULOG BATUBULAN DIVISI REGIONAL BALI

  • Ni Wayan Sutrisni,
  • I Dewa Putu Sutjana,
  • I Putu Gede Adiatmika

DOI
https://doi.org/10.24843/JEI.2018.v04.i02.p02
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 2
pp. 9 – 18

Abstract

Read online

Proses bongkar muat beras di pergudangan bulog masih dilakukan dengan tenaga fisik. Berat beban yang diangkat sekitar 60 kg, melebihi beban maksimal yang ditentukan sekitar 40-50 kg. Disamping itu buruh pengumpan yang menaikan beban ke atas bahu buruh pengangkut bekerja dengan sikap membungkuk, kepala menunduk, mengangkut melebihi tinggi bahu dan dilakukan berulang. Kondisi demikian meningkatkan respon fisiologis dan memperlambat waktu bongkar muat. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan seberapa besar pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi dapat menurunkan respon fisiologis serta waktu bongkar muat. Telah dilakukan penelitian di komplek pergudangan bulog Batubulan divisi regional Bali, Gianyar. Penelitian eksperimental dengan rancangan sama subjek dengan subjek 12 orang buruh. Periode I proses bongkar muat tanpa intervensi. Periode II dengan intervensi pengurangan berat beban dan rotasi tugas. Beban kerja, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, dan waktu bongkar muat dianalisis antar Periode I dan Periode II. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi dapat menurunkan beban kerja periode I sebelum kerja rerata 81,00±4,30 dan sesudah kerja rerata 128±12,7, periode II sebelum kerja rerata 81,47±4,20 dan sesudah kerja rerata 116±7,06 penurunan sebesar 9,4%. Menurunkan keluhan muskuloskeletal periode I sebelum kerja rerata 42,41±4,62 dan sesudah kerja rerata 54,30±4,64 periode II sebelum kerja rerata 42,08±4,87 dan sesudah kerja rerata 46,35±4,46 penurunan sebesar 14,64%. Menurunkan kelelahan periode I sebelum kerja rerata 35,67±2,94 dan sesudah kerja rerata 67,80±2,26 periode II sebelum kerja rerata 35,95±2,36 dan sesudah kerja rerata 57,82±2,56 penurunan sebesar 14,72%, menurunkan waktu kerja periode I rerata 3,24±0,08 dan periode II rerata 3,15±0,04 penurunan sebesar 2,78%. Pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi dapat menurunkan beban kerja, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, dan waktu bongkar muat (p<0,05). Disimpulkan pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi pada proses bongkar muat dapat menurunkan respon fisiologis dan waktu bongkar muat. Disarankan pengaturan organisasi kerja berorientasi ergonomi dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pekerja.