Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan (Sep 2016)
VARIASI GENETIK PERTUMBUHAN SEMAI PADA UJI PROVENAN NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum) DARI DELAPAN PULAU DI INDONESIA
Abstract
Nyamplung (Calophyllum inophyllum) menjadi salah satu jenis HHBK yang berpotensi sebagai biofuel mulai banyak dikembangkan untuk mendukung kebijakan energi nasional pemerintah. Adanya sumber benih Nyamplung sebagai penyedia bahan baku menjadi kebutuhan mendesak. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber benih membutuhkan serangkaian uji-uji pemuliaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi genetik pertumbuhan semai Nyamplung dari 8 pulau di Indonesia sebagai informasi awal bagi seleksi dalam uji provenan/ras lahan yang akan dilakukan. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok (RCBD) yang terdiri atas 8 provenan (@25 semai) dengan 6 ulangan (blok), sehingga total ada 1200 semai. Provenan tersebut berasal dari Gunung Kidul (Jawa), Padang (Sumatera), Ketapang (Kalimantan), Madura (Madura), Dompu (Sumbawa), Selayar (Sulawesi), Bali (Bali), dan Yapen (Papua). Karakter yang diamati adalah tinggi, diameter, kekokohan semai dan persen hidup yang dilakukan setiap bulan hingga semai siap tanam (6 bulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen jadi semai Nyamplung dari 8 pulau di Indonesia berbeda nyata antar provenan, dengan kisaran 56,00% (Bali) - 96,67% (Padang) pada umur 6 bulan. Masing-masing provenan membutuhkan waktu rata-rata 2 bulan untuk beradaptasi di persemaian (persen jadi semai stabil pada bulan ke-3). Pertumbuhan semai dari Provenan Ketapang menjadi yang terbaik dari 8 pulau di Indonesia (tinggi semai 50,16 cm, diameter semai 7,79 mm dan kekokohan semai 6,49 cm/mm).
Keywords