Rona Teknik Pertanian (Oct 2020)

Kajian Perubahan Garis Pantai Muara Gembong, Bekasi

  • Alimuddin Alimuddin,
  • Dini Aryanti

DOI
https://doi.org/10.17969/rtp.v13i2.17620
Journal volume & issue
Vol. 13, no. 2
pp. 71 – 83

Abstract

Read online

Abstrak. Secara geografis, wilayah Pesisir Muara Gembong berbatasan secara langsung dengan Laut Jawa sehingga sangat rentan tehadap bencana abrasi yang serius dan perlu untuk dilakukan pemantauan secara kontinu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui luasan abrasi yang terjadi dan mendapatkan alternatif penanggulangan abrasi di lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode tumpang tindih (overlay) citra satelit Landsat tahun 2012 dan tahun 2020 dengan menggunakan program ER Mapper untuk memperbaiki kualitas citra sebelum diolah selanjutnya dan program ArcGIS untuk tumpang tindih (overlay) citra serta prediksi perubahan garis pantai untuk tahun 2030 menggunakan program GENESIS. Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Juli tahun 2020 di Pantai Muara Gembong, Bekasi. Hasil tumpang tindih Citra Landsat tahun 2012 dan tahun 2020 menunjukkan bahwa luasan abrasi di Muara Gembong adalah 252.071,71 m2. Tinggi muka air laut rata-rata adalah 0,60 m dengan surut terendah 0,49 m dan pasang tertinggi 0,62 m. Berdasarkan hasil analisis pasang surut maka dapat diketahui tinggi rencana bangunan pantai yang akan dibangun yaitu 2,87 m. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan maka bangunan pantai yang tepat untuk mengatasi persoalan abrasi yang terjadi di lokasi penelitian adalah breakwater. Coastline Change Study in Muara Gembong, Bekasi Abstract. Geographically, the Muara Gembong Coastal area is directly bordering to the Java Sea, so it is very vulnerable to serious abrasion disasters and it is necessary to carry out monitoring continuously. The aim of this research is to determine the extent of abrasion that occurs and to find alternatives to abrasion control at the research location. This research using the overlay method of Landsat imagery in 2012 and 2020 using the ER Mapper program to improve image quality before further processing and the ArcGIS program to overlay images and predict changes in coastlines for 2030 using the GENESIS program. The research was conducted in February - July 2020 at Muara Gembong Beach, Bekasi. The overlay results of Landsat imagery in 2012 and 2020 show that the area of abrasion in Muara Gembong is 252,071.71 m2. The mean sea level is 0.60 m with the lowest tide is 0.49 m and the highest tide is 0.62 m. Based on the results of the tidal analysis, it can be seen that the planned height of the coastal buildings to be built is 2.87 m. Based on the results of the simulations carried out, the beach protection building suitable for abrasion problems at the study location is the breakwater.

Keywords