Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya (Aug 2017)

STUDI BUDAYA PASAR TRADISIONAL DAN PERUBAHAN GAYA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN: KASUS PASA NAGARI DAN MASAYARAKAT NAGARI DI PROPINSI SUMATERA BARAT

  • Nursyirwan - Effendi

DOI
https://doi.org/10.25077/jantro.v18i2.61
Journal volume & issue
Vol. 18, no. 2
pp. 105 – 120

Abstract

Read online

Makalah ini tentang kajian budaya pasar tradisional dalam konteks masyarakat pedesaan yang sedang mengalami perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup masyarakat modern sudah terbiasa diakibatkan salah satunya oleh perkembangan konsumerisme yang disediakan oleh pasar-pasar modern. Namun, perubahan gaya hidup ternyata juga berlangsung di masyarakat pedesaan yang juga melalui pasar. Pasar tradisional yang semula berlangsung karena mekanisme sosial dan budaya dan menjadi tempat transaksi produk ekonomi lokal dan kebutuhan masyarakat desa, telah bergeser sebagai tempat bagi produk modern dan gaya hidup modern. Bagaimana perubahan gaya hidup masyarakat yang disebabkan oleh pasar tradisional? Apa bentuk budaya pasar tradisional setelah berlangsungnya perubahan gaya hidup masyarakat ke bentuk yang modern? Makalah ini berdasarkan riset tentang suatu analisis budaya pasar yang memfokuskan kepada rekonstruksi pranata pasar tradisional yang berlangsung di masyarakat pedesaan di Sumatera Barat. Unit analisis adalah pasa nagari. Asumsi antropologi tentang pasar tradisional adalah suatu pranata yang integral dari sistem sosial budaya dari masyarakat dimana pasar tersebut berada dan berlangsung. Metode riset kualitatif dimanfaatkan untuk menganalisis eksistensi budaya pasar tradisional. Lokasi riset adalah sejumlah pasar nagari dan masyarakat nagari di wilayah kabupaten Tanah datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Hasil yang riset menyangkut (1) telaah komprehensif tentang eksistensi pasar tradisional yang semakin melemah, ditengah kuatnya penetrasi gaya hidup pasar modern, dengan mengambil kasus masyarakat nagari di Sumatera Barat; (2) faktor-faktor budaya yang utama dari masyarakat lokal yang telah memperlemah atau memperkuat keberadaan budaya pasar tradisional.Produk ini diharapkan dapat dipakai sebagai rujukan utama (blue print) untuk berbagai upaya membangun, membina dan mempertahankan budaya pasar tradisional di Indonesia.