Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan (Feb 2019)

KOMPOSISI KERTAS BEKAS DAN KULIT KACANG TANAH DALAM PEMBUATAN KERTAS DAUR ULANG

  • Retno Arif Utami,
  • Haryono Haryono,
  • Indah Werdiningsih

DOI
https://doi.org/10.29238/sanitasi.v7i1.126
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 1
pp. 26 – 35

Abstract

Read online

Salah satu masalah lingkungan yang masih menjadi persoalan adalah sampah. Salah satu sumber sampah yaitu industri rempeyek di Dusun Pelem Madu, Imogiri, Bantul, DIY, yang menghasilkan limbah padat berupa kulit kacang tanah dan belum dilakukan pengolahan secara maksimal. Kulit kacang tanah memiliki 63,5 % selulosa yang dapat digunakan sebagai komponen tambahan dalam proses daur ulang kertas. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari lima perbandingan komposisi kulit kacang tanah dalam proses daur ulang kertas terhadap kuat tarik dan daya serap air dari kertas yang dihasilkan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan desain post test only with control group. Hasil pengukuran uji kuat tarik, dari lima kali ulangan, secara berturut-turut diperoleh rerata sebesar 0,519 N/mm; 0,751 N/mm; 0,777 N/mm; 0,905 N/mm dan 1,118 N/mm, untuk masing-masing perbandingan komposisi antara kertas bekas dan kulit kacang tanah 1:0,5; 1:1,0; 1:1,5; 1:2,0; dan 1:2,5. Adapun untuk hasil pengukuran uji daya serap air, diperoleh rata-rata untuk masing-masing komposisi tersebut sebesar 71,4 mm; 72,2 mm; 72,8 mm; 65,2 mm dan 57,2 mm. Dari hasil uji statistik One Way Anova dengan derajat signifikansi 0,05, diperoleh nilai p < 0,001, yang berarti bahwa variasi perbandingan komposisi kulit kacang tanah mempengaruhi kuat tarik dan daya serap air dari kertas hasil daur ulang. Perbandingan komposisi yang paling baik bagi kedua parameter pengukuran di atas adalah 1:2,5. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kulit kacang tanah yang ditambahkan, maka kertas yang dihasilkan akan semakin tinggi kuat tariknya dan semakin mampu mengurangi penyerapan air.

Keywords