Jurnal Elkomika (May 2020)
Pengurangan Pencemaran Udara berdasarkan Konsep Pelabuhan Hijau
Abstract
ABSTRAK Perdagangan bebas antara negara-negara di dunia telah mengubah pergerakan orang dan barang yang memberi dampak signifikan pada pemanfaatan transportasi laut. Fenomena ini akan berdampak pada peningkatan jumlah kapal yang berlabuh di pelabuhan. Ketika catu daya listrik tidak tersedia untuk kapal di pelabuhan, mesin diesel kapal dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan beban listrik selama proses bongkar muat. Pengoperasian mesin diesel akan berdampak negatif pada area pelabuhan karena kebisingan dan polusi udara. Makalah ini akan menyediakan metode pasokan daya shore to ship (STS) yang memasok listrik dari darat ke kapal. STS dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas udara di area pelabuhan. Hasilnya telah secara signifikan mengurangi jumlah polusi udara berbahaya, terutama untuk emisi NOx, VOC, dan PM masing-masing sebesar 97%, 94% dan 89%. Kata kunci: pelabuhan laut, pembangkit listrik tenaga diesel, shore to ship, berlabuh, emisi gas buang berbahaya ABSTRACT Free trade agreements between countries in the world have changed the movement of people and goods which creates a significant impact on sea transportation. This phenomenon will have an impact on the rapid increase in the number of vessels resting at the port. When the electrical power supply is not available for ships in the port, the ship diesel engine is operated to meet the electrical load during the loading and unloading process. Operation of the diesel engine will have a negative impact on the port area due to noise and air pollution. This paper will provide a shore-to-ship (STS) power supply method that supplies electricity from land to ships. STS can be used to improve air quality in the port area. The results have significantly reduced the amount of harmful air pollution, especially for NOx, VOC, and PM emissions by 97%, 94% and 89% respectively. Keywords: port, diesel plant, shore to ship, berthing, harmful air polution
Keywords