Masker Medika (Feb 2020)

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK DARI TUMBUHAN TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) ASAL KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

  • Apria Wilinda Sumantri

Journal volume & issue
Vol. 7, no. 2
pp. 364 – 374

Abstract

Read online

Latar belakang: Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Pengobatan kanker selain menggunakan obat kimia, juga dapat menggunakan agen phytotherapeutic, yaitu obat herbal standar yang terdiri dari bahan aktif yang berasal dari bagian tanaman. Beberapa penelitian mengatakan bahwa temu putih (Curcuma zedoaria) merupakan salah satu tumbuhan berkhasiat yang dapat diolah menjadi obat herbal. Kandungan senyawa kimia pada kunyit putih mengandung banyak manfaat seperti antikanker, antifungal, antiamebic, larvasida, antimikroba, antioksidan, antiplasmodial, antialergi, dan analgetik. Hasil: Hasil skrining fitokimia terhadap serbuk simplisia dan ekstrak etanol tumbuhan temu putih (Curcuma zedoaria) asal Kabupaten OKU mengandung senyawa aktif golongan flavonoid, tanin dan saponin. Tumbuhan sarang semut ini memiliki potensi aktivitas sitotoksik yang tinggi dengan nilai LC50 < 1000 ppm, yaitu dengan nilai LC50 sebesar 22,86 ppm terhadap ekstrak etanol temu putih (Curcuma zedoaria). Kesimpulan: temu putih mengandung senyawa kimia kurkuminoid, RIP (Ribosome Inacting Protein), isocurcumenol, demothxycurcumin, bisdemothxycurcumin, epicurzerenone, curdione, dan ethyl p- methoxycinnamate yang berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu, kunyit putih juga mengandung senyawa kimia seperti curzerenone, zedoaron, minyak atsiri, diferuloylmethan, flavonoid, kurkumin, trimethoxyflavone, tetramethoxyflavone, tetrahydrodemethoxycurcumin, dihydrocurcumin, dan polifenol yang bermanfaat secara farmakologis. Bagkground: Cancer is a disease caused by the growth of body tissue cells that are not normal. Treatment of cancer other than using chemical drugs, also can use phytotherapeutic agent, that is a standard herbal consist of active subtances derived from plant parts. Some studies suggest that white turmeric (Curcuma zedoaria) is one of the herbs that can be processed into herbal medicine. Result: The results of phytochemical screening for simplicia powder and ethanol extract of Curcuma zedoaria from OKU Regency contain active compounds of flavonoids, tannins and saponins. This ant nest plant has a high potential for cytotoxic activity with an LC50 value <1000 ppm, ie with an LC50 value of 22.86 ppm for ethanol extract of Curcuma zedoaria. The chemical subtances on white turmeric contains a lot of benefits such as anticancer, antifungal, antiamebic, larvicides, antimicrobial, antioxidant, antiplasmodial, hypoallergenic, and analgesics. Conclution: that white turmeric contains chemical subtances like curcuminoid, RIP (Ribosome Inacting Protein), isocurcumenol, demothxycurcumin, bisdemothxycurcumin, epicurzerenone, curdione, and ethyl p-methoxycinnamate which serves to disable the development of cancer cells and inhibits the growth of cancer cells. In addition, white turmeric also contains chemical subtances such as curzerenone, zedoaron, essential oils, diferuloylmethan, flavonoids, curcumin, trimethoxyflavone, tetramethoxyflavone, tetrahydrodemethoxycurcumin, dihydrocurcumin, and polyphenols as pharmacological benefits.

Keywords