Ruang-Space: Jurnal Lingkungan Binaan (Oct 2014)
TRADITIONAL BALINESE HOUSE TRANSFORMATION IN TOURIST VILLAGES
Abstract
Abstrak Bali bersandar pada kebudayaan dalam menjaga posisinya sebagai sebuah destinasi wisata. Kebudayaan dalam konteks ini termasuk praktek-praktek terkait tradisi dan arsitektur. Sebagai salah satu wujud arsitektur, rumah tradisional Bali seringkali menjadi sasaran transformasi dalam rangka mengakomodasi bermacam-macam aktivitas kepariwisataan. Praktek-praktek yang seperti ini telah memodifikasi konteks, ruang-ruang di dalam rumah, serta pada akhirnya wujud rumah tinggal secara keseluruhan. Sehingga praktek-praktek keruangan tradisional yang didasari filosofi Tri Hita Kharana pada level domestik juga dipengaruhi. Fenomena ini memunculkan isu-isu yang mengusik terkait bagaimana keduanya bisa diwadahi dalam satu kesatuan keruangan rumah tinggal - yang merupakan fokus bahasan dari artikel ini. Adapun metode yang dipakai dalam menginvestigasi topik ini termasuk kajian terhadap bangunan-bangunan dan ruang-ruang dalam rumah tinggal, dan interview dengan para penghuni untuk menstudi bagaimana mereka telah mengakomodasi perubahan-perubahan yang ada. Kata kunci: Kebudayaan, rumah tradisional Bali, transformasi Abstract Bali relies on its culture to maintain its position as a tourist destination. This includes traditional practices as well as architecture. But the traditional Balinese house is frequently transformed in order to accommodate tourism activities. Such practices have modified the context, internal spaces and form of dwellings as a whole. Thus traditional domestic practices based on the philosophy of Tri Hita Kharana are also affected. This phenomenon raises the vexed issue as to how both can coexist within the same spatial envelope, which is the subject of this paper. The method of investigation includes an examination of buildings and spaces as well as interviews with occupants as to how they accommodate such change. Keywords:culture, the traditional Balinese house, transformation
Keywords