Jurnal Akuntansi Multiparadigma (May 2024)
BUDAYA JAWA UNTUK MELANGGENGKAN KORUPSI ANGGARAN?
Abstract
Abstrak – Budaya Jawa untuk Melanggengkan Korupsi Anggaran? Tujuan Utama – Penelitian ini berupaya mengungkap perilaku koruptif dalam proses penganggaran yang disebabkan oleh dominasi budaya Jawa. Metode – Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan analisis ilustratif. Informan pada penelitian ini adalah sejumlah pihak yang terlibat dalam penganggaran daerah. Temuan Utama – Pemanfaatan nilai-nilai budaya Jawa digunakan untuk melanggengkan perilaku koruptif penganggaran pemerintah daerah. Nilai bekti dan rukun tercermin dalam korupsi angaran. Nilai budaya yang seyogyanya menjadi nilai positif justru dimanfaatkan untuk melanggar hukum. Implikasi teori dan Kebijakan – Penelitian ini menegaskan teori fraud triangle dalam penganggaran daerah. Selai itu, penelitian ini mengungkapkan nilai-nilai budaya Jawa digunakan untuk membentuk perilaku korupsi. Kebaruan Penelitian – Penelitian ini mengeksplorasi celah penyalahgunaan nilai budaya di dalam skema kejahatan korupsi anggaran. Abstract – Is Javanese Culture Used to Perpetuate Budget Corruption? Main Purpose - This research seeks to uncover corrupt behavior in the budgeting process caused by the dominance of Javanese culture. Method - This research uses the interview and illustrative analysis method. The informants in this study were a number of parties involved in local budgeting. Main Findings - The use of Javanese cultural values perpetuates the corruptive behavior of local government budgeting. The values of “bekti” and “rukun” are reflected in budget corruption. Cultural values that are supposed to be positive are used to break the law. Theory and Practical Implications - This research confirms the fraud triangle theory in local budgeting. In addition, this study reveals that Javanese cultural values are used to shape corruption behavior. Novelty - This research explores the loopholes of cultural values abuse in the budget corruption crime scheme.
Keywords