Komunika (Jan 2017)

BERBAGAI MASALAH KEBERAGAMAAN MASYARAKAT MODERN DALAM PERSPEKTIF DEKONSTRUKSI DAKWAH BERBASIS PSIKOLOGI SOSIAL

  • Muhammad Sholikhin

DOI
https://doi.org/10.24090/komunika.v9i1.827
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 1
pp. 1 – 19

Abstract

Read online

In one hand, modernity has fastened the development of science and technology, but on the other hand, it also alienates humans from their own spirit, caused by their exaltation on their industrial products. The effects of such condition occur in the following social and psycho logical symptoms: dislocation, disorientation and relative deprivation in certain social groups. In this context, da’wa has to deal not only with halal haram, but also with religious aspects of society and makes them a guideline to be adjusted to religious teachings. Da’wa needs to concern more on the aspect of mass psychology, with the emphasis on the principle of laa Rayba fiih in applying Islam, pathological treatment, and prevention of social deviation, as a result of modernity and laissez faire indi vidualism. The call for implementing the principles of bil hikmah, mauidah hasanah and mujadalah bi ahsan represents da’wa in its transmission, transformation, and socialization stages. Transmission deals with physical ap proach, transformation with social approach, and socialization with psy chological approach. They all present the historical facts, social-nuanced fiqh, grounded law, as well as prophetic mysticism. Modernitas di satu sisi telah melahirkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, namun di sisi lain juga menciptakan keterasingan manusia dari jiwanya sendiri (alienasi) terjadi karena manusia telah mempertuhankan hasil-hasil industri yang dihasilkan oleh tangan mereka sendiri. Kemajuan pembangunan dan perubahan perubahan sosial yang diakibatkannya telah menimbulkan gejala-gejala sosial-psikologis; dislokasi, disorientasi dan deprivasi relatif pada kelompok-kelompok sosial tertentu. Dalam konteks ini, dakwah dituntut tidak hanya berbicara tentang halal haram, tapi harus lebih menitikberatkan pada aspek keberagamaan masyarakat sebagai gejala psikologis yang layakdijadikan kerangka acuan, guna disesuaikan dengan “tuntunan” keberagamaan yang hanif/lurus. Dakwah perlu lebih concern pada lahan garap psikologi massa, penekanan laa rayba fiih dalam ber-Islam, penanganan patologis, dan penanggulangan deviasi sosial, sebagai akibat modernitas dan laissez faire individualism. Perintah dakwah bil hikmah, mauidah hasanah dan mujadalah bi ahsan merupakan corak dakwah dalam proses pentahapan transmisi, transformasi dan sosialisasi. Transmisi merupakan pendekatan d}ahiriyyah-kejasmanian; transformasi adalah pendekatan sosio logis berfenomena massa, dan sosialisasi adalah pendekatan psikologis. Itu semua menampilkan fakta-fakta sejarah, fakta fiqh bernuansa sosial, syariat yang membumi, sekaligus tasawuf ala Nabi.

Keywords