Informasi (Dec 2017)
PETA GERAKAN LITERASI DIGITAL DI INDONESIA: STUDI TENTANG PELAKU, RAGAM KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN MITRA YANG DILAKUKAN OLEH JAPELIDI
Abstract
Digital society nowadays faces various problems such as hoax or fake news, privacy violation, cyberbullying, violence and pornography content, digital media addiction. The question is whether such problems are emerging because of there is no adequate digital literacy in Indonesia? To answer this question, Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi, Network of Digital Literacy Activists) conducts a mapping research on digital literacy movement in Indonesia. This study involves 56 researchers from 26 universities in Indonesia. It maps out 342 digital literacy activities conducted in 9 cities in Indonesia. Some research findings are: universities are the main actor in literacy digital movement in Indonesia, public speaking forums are the most frequent digital literacy activities, main target group for digital literacy is the youth and schools are the best partners for digital literacy activities. Based on these findings, the study recommends some suggestions: to increase the digital literacy activities conducted by various actors in Indonesia, to develop various methods of digital literacy programs, to widen the target groups, and to establish relationship with various partners not only schools, but also government, media and corporation. In addition, the study recommend that digital literacy should be implemented in various levels: family, schools, and the state. Beragam persoalan seperti informasi hoaks, pelanggaran privacy, cyberbullying, konten kekerasan dan pornografi, dan adiksi media digital dianggap sebagai persoalan masyarakat digital terkini. Pertanyaannya, apakah problem tersebut muncul karena rendahnya literasi digital di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) melakukan pemetaan gerakan literasi digital di Indonesia. Dengan metode desk study dan case study, penelitian melibatkan 56 peneliti dari 28 prodi yang berasal dari 26 universitas. Kajian mencakup 342 kegiatan literasi digital di 9 kota di Indonesia memetakan setidaknya 342 kegiatan. Temuan utama penelitian ini antara lain: perguruan tinggi adalah pelaku utama atau motor dalam gerakan literasi digital, sosialisasi adalah kegiatan yang paling sering dilakukan, kaum muda merupakan kelompok sasaran yang paling dominan, dan mitra yang paling adalah sekolah. Penelitian merekomendasikan perlunya lebih banyak pelaku kegiatan yang bukan berasal dari perguruan tinggi, pentingnya mengeksplorasi ragam literasi digital yang bersifat kreatif dan ‘empowerment’, perlunya memperluas target sasaran literasi digital supaya tidak hanya tertuju pada kaum muda saja, dan pentingnya kemitraan dengan berbagai pihak diperluas dan diperkuat, khususnya dengan pemerintah, media dan korporasi. Selain itu, peneliti merekomendasikan bahwa literasi digital harus diberikan dalam level keluarga, sekolah, dan negara.
Keywords