Jurnal Ilmu Lingkungan (Oct 2015)

KINERJA PENGELOLAAN IPAL BERBASIS MASYARAKAT PROGRAM USRI KELURAHAN NGIJO, KECAMATAN GUNUNG PATI, KOTA SEMARANG

  • Ginanjar Hidayatul Ulum,
  • Suherman Suherman,
  • Syafrudin Syafrudin

DOI
https://doi.org/10.14710/jil.13.2.65-71
Journal volume & issue
Vol. 13, no. 2
pp. 65 – 71

Abstract

Read online

Permasalahan umum yang terjadi pada wilayah perkotaan salah satunya terkait sanitasi. Hal ini karena belum ada sarana sanitasi yang memadai serta tingkat perekonomian masyarakat yang rendah. Pemerintah Kota Semarang telah berupaya untuk meningkatkan kualitas sanitasi permukiman dengan mengadakan program sanitasi berbasis masyarakat program USRI pada tahun 2011. Akan tetapi belum pernah dilakukan kajian terkait pengelolaan sarana sanitasi tersebut dari segi teknis, kelembagaan dan peran serta masyarakat. Untuk mengetahui kondisi pengelolaan sarana tersebut dilakukan dengan metode pendekatan deskriptif kualitatif yakni dengan mendeskripsikan kondisi pengelolaan sarana sanitasi berdasarkan hasil uji laboratorium air limbah domestik, hasil wawancara dan kuisioner kepada pengelola dan masyarakat pemanfaat. Dari hasil penelitian di dapatkan hasil uji laboratorium untuk air limbah domestik pada titik inlet (BOD=357mg/l, TSS=136 mg/l, pH=7,13, Minyak dan Lemak=5,26 mg/l) dan titik outlet (BOD=15 mg/l, TSS=28 mg/l, pH=6,70, Minyak dan Lemak=1,05 mg/l). Dari data tersebut menunjukkan bahwa kualitas air limbah hasil pengolahan IPAL USRI di Kelurahan Ngijo masih dibawah baku mutu lingkungan air limbah domestik berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.5 Tahun 2012. Dari hasil observasi, dan hasil wawancara terkait Kondisi lembaga pengelola IPAL USRI belum berjalan dengan optimal. Dari aspek peran serta masyarakat dalam memanfaatkan IPAL USRI didapatkan hasil masih belum optimal karena menurut hasil wawancara dan hasil kuisioner jumlah pemanfaat baru 28 KK sedangkan desain awal sarana IPAL tersebut untuk 34KK. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kualitas air limbah domestik masih di bawah baku mutu lingkungan. Kondisi lembaga pengelola belum berjalan optimal, sedangkan peran serta masyarakat pada tahap operasional masih belum optimal.

Keywords