Jurnal Sain Veteriner (Aug 2023)

Resistansi Penisilin terhadap Escherichia coli pada Susu Segar yang berasal dari Koperasi Ternak Sapi Cianjur Utara (KPSCU), Jawa Barat

  • Dwida Agustina Suherman,
  • Etih Sudarnika,
  • Trioso Purnawarman

DOI
https://doi.org/10.22146/jsv.83050
Journal volume & issue
Vol. 41, no. 2
pp. 170 – 179

Abstract

Read online

Resistansi antibiotik atau sering disebut sebagai pandemi senyap, merupakan satu diantara penyebab masalah kesehatan global yang harus diwaspadai. Susu segar merupakan media pembawa yang mudah terkontaminasi bakteri, salah satunya ialah bakteri E. coli. Antibiotik yang sering dipakai dalam pengobatan terhadap sapi adalah penisilin yaitu antibiotik golongan betalatam yang memiliki kemampuan membunuh bakteri dengan mencegah pembentukan protein dinding sel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi keberadaan dan prevalensi E. coli pada susu segar, serta menguji resistansinya terhadap antibiotik penisilin. Sebanyak 75 sampel susu kandang dipilih secara acak, berasal dari 6 kelompok ternak sapi perah dan dikumpulkan oleh masing-masing petugas lapang. Uji identifikasi keberadaan E. coli mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 01-2897-2008 tentang metode pengujian cemaran mikroba pada susu, daging dan telur. Isolat bakteri yang teridentfikasi E. coli dilaukan pengujian resistansi terhadap antibiotik penisilin menggunakan metode Kirby-Bauer disk diffusion dengan penentuan standar berdasarkan Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Wawancara terstruktur dilakukan kepada 75 peternak yang diambil sampel susu kandang. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa bakteri E. coli yang terdeteksi pada sampel susu kandang sebanyak 24/75 isolat (32%). Hasil uji resistansi menunjukkan bahwa sebanyak 23/24 isolat E. coli (96%) resistan terhadap antibiotik penisilin. Kesimpulan dari penelitian ini E. coli yang berhasil diisolasi dari susu kandang di wilayah KPSCU telah resistan terhadap antibiotik penisilin, sehingga dibutuhkan penerapan praktik higiene sanitasi, pengawasan penggunaan antibiotik, peningkatan pengetahuan peternak dan petugas kesehatan hewan terkait penggunaan antibiotik di lapangan.

Keywords