Gema Teologika (Oct 2023)
Memikirkan Liturgi Pengharapan
Abstract
Abstract The year of 2023 is a year full of challenges. The pandemic of Covid-19 is almost gone yet the Russian aggression against Ukraine just started its second year and this has been involving more countries and causing significant global setback. Ecological problem has been aggravated by series of recent natural calamities. And Indonesia itself has entered a political year. Amid this crisis, which sources of hope remain? Are there liturgical celebrations that would generate hope and empowerment? This article will focus on a hope-generating liturgy. This paper uses Michelle Baker-Wright’s theory that develops the liturgy of hope as a public work. Through a literature study with a critical analysis method, the author explores the meaning of hope from Moltmann and Suharyo. This research will present a meaning of liturgy of hope, its theological dimensions, and the elements of liturgy of hope that must be considered. A Christian liturgy is itself a celebration of hope rooted in an Easter faith. Abstrak Tahun 2023 merupakan tahun penuh tantangan. Setelah pandemi covid-19 hampir surut, peperangan antara Rusia dan Ukraina malah memasuki tahun kedua, dan peperangan ini telah melibatkan banyak negara serta mengakibatkan begitu banyak krisis dan kemunduran global. Sementara itu masalah ekologi telah diperparah oleh serangkaian bencana alam baru-baru ini. Dan Indonesia sendiri sudah memasuki tahun politik. Di tengah situasi krisis ini adakah sumber pengharapan yang masih tinggal? Adakah perayaan-perayaan liturgi yang menumbuhkan pengharapan dan pemberdayaan? Artikel ini ingin menyampaikan sebuah pemikiran mengenai perayaan liturgi yang menumbuhkan pengharapan. Tulisan ini menggunakan teori Michelle Baker-Wright yang mengembangkan liturgi pengharapan sebagai karya publik. Melalui studi kepustakaan dengan metode analisa kritis, penulis menggali makna pengharapan dari Moltmann dan Suharyo. Dari penelitian ini penulis menyampaikan makna liturgi pengharapan, dimensi-dimensi teologisnya dan unsur-unsur liturgi pengharapan yang mesti diperhatikan. Suatu liturgi kristiani semestinya merupakan suatu perayaan pengharapan yang berakar pada iman akan misteri Paskah.
Keywords