Ranah: Jurnal Kajian Bahasa (Dec 2021)

Kajian Sosiopragmatik Iklan Dakwah tentang Riba

  • Fatmahwati A. Adnan

DOI
https://doi.org/10.26499/rnh.v10i2.1622
Journal volume & issue
Vol. 10, no. 2

Abstract

Read online

The purpose of this study is to find out the types of speech acts and the pragmatic power of the proselytism advertisement on usury. The qualitative approach is used in this study. The method used is the descriptive phenomenological method. Data regarding Islamic proselytism advertisements are collected from field studies and documentation, while pragmatic power data are obtained through interviews. The research findings reveal that the speech act used the most is the assertive speech act, namely presenting facts, information, knowledge, and Islamic law on usury by including arguments and evidence based on the Quran and Hadith. The data regarding the pragmatic power obtained from the respondents show that 46% of respondents "ignored", 32% "rejected", and 22% acknowledged the messages on the proselytism advertisements. The conclusion drawn from the sociopragmatic study of this phenomenon is that Muslims tend to "ignore" the messages about usury because of hedonistic lifestyle of today. Abstrak Tujuan kajian ini ialah mengetahui jenis tindak tutur dan daya pragmatik iklan dakwah tentang riba. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deksriptif yang bersifat fenomenologis. Data iklan dakwah dikumpulkan dengan melakukan studi lapangan dan dokumentasi, sedangkan data daya pragmatik diperoleh melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola penyampaian pesan yang terbanyak digunakan ialah tindak tutur asertif, yaitu menyatakan fakta, informasi, pengetahuan, dan hukum dengan menyertakan argumen dan bukti yang didasarkan pada Alquran dan hadis Rasulullah. Tanggapan responden menunjukkan daya pragmatik iklan dakwah tersebut. Ternyata, 46% responden “mengabaikan”, 32% “menolak”, dan 22% menerima pesan iklan dakwah itu. Simpulan yang ditarik dari kajian sosiopragmatik terhadap fenomena ini ialah masyarakat muslim cenderung “mengabaikan” pesan dakwah tentang riba karena lebih mementingkan tuntutan dan gaya hidup hedonis yang “mewabah” dewasa ini.

Keywords