JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research (Nov 2021)

Pengaruh Perbandingan Tween 80 dan Fosfatidilkolin Pada Formulasi Transfersom Naringenin dan Kajian Permeasi Berbasis Hidrogel

  • Ilham Kuncahyo,
  • Juniar Kalpika Resmi,
  • M Muchalal

DOI
https://doi.org/10.20961/jpscr.v6i3.50738
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 3
pp. 327 – 338

Abstract

Read online

Naringenin merupakan flavonoid isolat kulit buah jeruk yang mempunyai kelarutan yang rendah. Potensi naringenin dalam terapi dermatitis atopik pada sistem penghantaran transfersom dapat meningkatkan kemampuan naringenin dalam berpenetrasi ke dalam kulit sehingga mampu mengefektifkan proses penyembuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perbandingan molar fosfatidilkolin sebagai pembentuk vesikel dan Tween 80 yang berfungsi sebagai surfaktan terhadap karakteristik transfersom naringenin dan mengetahui permeasi narigenin terinkorporasi dalam trasfersom berbasis hidrogel. Formula dibuat menjadi 4 untuk diaplikasikan pada proses pembuatan transfersom naringenin dengan variasi perbandingan molar fosfatidilkolin dan Tween 80 yaitu 97,5:2,5 (FI), 90:10 (FII), 85:15 (FIII), dan 80:20 (FIV) menggunakan teknik evaporation-ultrasonication. Hasil transfersom naringenin masing-masing formula dilakukan karakterisasi terhadap ukuran partikel, indeks polidispersi, dan efisiensi penjerapan. Formula transfersom terpilih diformulasikan dalam sediaan gel dan dilakukan uji permease menggunakan membran selofan (WMCO 8 kDa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah surfaktan akan menurunkan ukuran partikel dan peningkatan jumlah fosfatidilkolin akan meningkatkan jumlah obat yang terjerap. Formula dengan perbandingan Phospholipon 90G: Tween 80 (85:15, F3) merupakan formula terpilih dengan ukuran dan indeks polidispersi partikel masing-masing 115,6 nm dan 0,274 serta efisiensi penjerapan sebesar 88,63 ± 0,59%. Sediaan gel naringenin transfersom memberikan nilai jumlah kumulatif dan laju penetrasi yang besar dibandingkan gel naringenin tanpa transfersom.

Keywords