Cakradonya Dental Journal (Jun 2016)
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii) Terhadap Pertumbuhan Enterococcus Faecalis
Abstract
Enterococcus faecalis adalah salah satu flora normal rongga mulut yang sering ditemukan pada kasus kegagalan perawatan endodontik. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan tanaman herbal yang sering digunakan sebagai rempah-rempah, namun juga memiliki sifat antibakteri karena kandungan kimia yang dimilikinya berupa alkaloid, saponin, tanin, polifenol, flavonoid, kuinon dan triterpenoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) terhadap pertumbuhan E. faecalis. Enterococcus faecalis yang telah dikultur pada media CHROMagar VRE Base diinkubasi pada suhu 37°C dalam suasana anaerob. E. faecalis yang telah dikultur dan diidentifikasi, dipaparkan ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) untuk uji aktivitas antibakteri dengan metode Standart Plate Count menggunakan media MHA. Dari hasil analisis data menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis didapatkan nilai p=0,003 (p0,05). Hasil uji menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni pada setiap konsentrasi kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol negatif mengalami penurunan, pertumbuhan koloni E. faecalis pada konsentrasi 1,5% adalah 299,3 x 104 CFU/ml dan pada konsentrasi 7,5% adalah 6 x 104 CFU/ml. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis dengan Kadar Hambat Minimum (KHM) berada pada konsentrasi ekstrak 1,5%.