Psikis: Jurnal Psikologi Islami (May 2016)
MAKNA SABAR BAGI TERAPIS (Studi Fenomenologis di Yayasan Bina Autis Mandiri Palembang)
Abstract
Autis adalah anak yang memiliki hambatan dalam proses sosial, komunikasi, perilaku dan bahasa. Setiap anak autis memiliki kondisi yang berbeda-beda, untuk kondisi autis berat memiliki perilaku tantrum yang berlebihan, yaitu sering menunjukkan perilaku negatif pada orang-orang di sekitarnya terutama pada para terapis.Oleh sebab itu, dalam mendidik anak autis dibutuhkan kesabaran yang ekstra.Sebagaimana fenomena yang peneliti temukan di yayasan Bina Autis Mandiri Palembang (BAM) menunjukkan bahwa beberapa terapis sering mendapatkan perlakuan negatif dari anak-anak autis yang diterapinya.Adapun beberapa bentuk perilaku negatif yaitu meninju, memukul dan mancakar terapis.Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memahami makna sabar bagi masing-masing para terapis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-fenomenologis.Fenomenologi menekankan pengalaman subjektifitas atau pandangan berfikir yang menekankan pada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia subyek. Peneliti menggunakan empat subyek yaitu terapis yang bekerja di yayasanBina Autis Mandiri Palembang.Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dandokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memaknai sabar: (1) menerima semua kondisi, muncul perilau sabar berawal dari rasa sayang dan ketulusan serta tetap tenang dalam menghadapi perilaku anak autis. (2) menerima dengan ikhlas apapun ujian yang Allah berikan dan selalu berprasangka baik (husnudzon) terhadap semua masalah. (3) dapat menahan diri dan emosi atas perilaku negatif dari anak-anak autis, misalnya saat mereka refleks memukul ataupun melakukan hal negatif lainnya yang dapat menyakiti fisik terapis, untuk tidak membalas perlakuan tersebut. (4) dapat mengatur emosi dengan cara berusaha menekan egonya.