Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Nov 2023)

Deteksi Dermatofitosis pada Kucing Domestik di Surabaya dengan Menggunakan Woodlamp

  • Hana Wardhani,
  • Reina Rahmaniar,
  • Dyah Widhowati

Journal volume & issue
Vol. 13, no. 3

Abstract

Read online

Abstract In Surabaya, a study focused on detecting dermatophytosis in domestic cats using a Woodlamp. The research observed cat samples with hair and skin issues, concentrating on lesions and changes in skin and fur. While Woodlamp is more effective for Microsporum canis, it lacks a green fluorescence reaction for Trychopyton. About 50% of ringworm cases fluoresced under the Woodlamp, turning infected cats' fur green. Skin lesion samples were taken for superficial mycosis identification, and ectoparasite presence was examined through hair combing. Out of 50 examined cats, 8 had ectoparasites 4 with fleas (Ctenocephalides felis) and 4 with tick infestations (Felicola subrostrate). Woodlamp results showed qualitative detection of fungi in 14% of cases. The prevalence of ectoparasite infestation was 16%, with Ctenocephalides felis being dominant. No mites were found. Only 14% of cases revealed dermatophytosis through Woodlamp examination, indicating the presence of ectoparasite infestations in 16% of Surabaya's domestic cats. Keywords: Cat; Dermatofitosis; Woodlamp Abstrak Kucing merupakan hewan yang memiliki daya tarik tersendiri karena tubuh yang mudah dipeluk, warna mata yang indah dan warna rambut yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dermatofitosis pada kucing domestik dengan menggunakan Woodlamp di Surabaya. Sampel kucing dengan ciri-ciri mengarah pada permasalahan rambut bahkan kulit. Metode pengamatan pada bentuk lesi dan adanya perubahan pada kulit serta rambut. Pemeriksaan biasanya penggunaan Woodlamp lebih efektif untuk jamur Microsporum canis, tetapi untuk jamur Trychopyton tidak ada reaksi berpendar hijau. Pengujian menggunakan alat Woodlamp sekitar 50% dari ringworm akan muncul. Bulu dari kucing yang terinfeksi jamur akan menyala hijau saat terkena Woodlamp. Identifikasi mycosis superficial lesi kulit harus diambil sampelnya dari tepi lesi. Kemudian pemeriksaan dilanjutkan karena adanya ektoparasit (Pinjal, Kutu dan Caplak) dengan cara melakukan penyisiran rambut. Dari data yang diperoleh pada 50 ekor kucing yang diperiksa di sekitar Surabaya, terdapat 8 ekor kucing yang positif terinfeksi ektoparasit sebesar 4 ekor (pinjal (Ctenocephalides felis), dan 4 ekor kucing terinfestasi kutu (Felicola subrata). Hasil dari pemeriksaan jamur menggunakan woodlamp menunjukkan sejumlah 7 kucing (14 %) secara kualitatif terdeteksi adanya jamur, dengan adanya warna hijau berpendar pada kulit yang dilakukan pemeriksaan menggunakan Woodlamp. Prevalensi dari infestasi ektoparasit pada kucing yaitu 16%. Sedangkan kucing lainnya tidak terinfeksi oleh parasit (84%). Sehingga terdapat infestasi ektoparasit pada kucing domestik di Kota Surabaya. Jenis ektoparasit yang ditemukan yaitu pinjal Ctenocephalides felis sebagai ektoparasit dominan, berikutnya yaitu kutu Felicola subrostrate. Hasil pemeriksaan tidak ditemukan tungau. Dermatofitosis dengan pemeriksaan Woodlamp hanya 14 %. Kata kunci: Dermatofitosis; Kucing; Woodlamp

Keywords