Amerta Nutrition (Mar 2024)
The Relationship Between Ultra-Processed Food Consumption With Diet Quality And Over-Nutritional Status In Young Adults
Abstract
Latar Belakang: Pergeseran pola makan ke arah peningkatan konsumsi makanan olahan ultra proses rentan terjadi pada usia dewasa. Peningkatan konsumsi makanan olahan ultra proses berdampak pada rendahnya kualitas diet dan meningkatkan risiko kegemukan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan olahan ultra proses dengan kualitas diet dan status gizi lebih pada usia dewasa muda. Metode: Penelitian dilakukan dengan cross-sectional, menggunakan uji Mann Whitney dan Anova. Sebanyak 87 subjek terdiri dari mahasiswa aktif berusia 18 – 25 tahun yang didapatkan dengan teknik purposive sampling. Data asupan makanan olahan ultra proses dengan SF-FFQ, kualitas diet dengan DQI-I dan persen lemak tubuh untuk mengetahui status gizi dengan BIA. Hasil: Sebanyak 79,1% subjek memiliki status gizi lebih dengan tingkat kualitas diet rendah sebanyak 62,15% dan 64,4% memiliki tingkat asupan makanan olahan ultra proses pada kuintil 3. Semakin tinggi tingkat asupan makanan olahan ultra proses maka semakin tinggi pula total asupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak yang berpengaruh pada rendahnya kualitas diet (r:-0,480). Terdapat hubungan antara konsumsi makanan olahan ultra proses dengan status gizi lebih (p:0,022) dan rendahnya kualitas diet subjek (p :0,000). Kesimpulan: Tingkat asupan makanan olahan ultra proses yang tinggi berhubungan dengan rendahnya kualitas diet dan status gizi lebih. Kata kunci: makanan olahan ultra proses, kualitas diet, status gizi lebih
Keywords