Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan (Apr 2017)
PEMANFAATAN TEPUNG KULIT UDANG SEBAGAI BAHAN PENGGANTI PAKAN JADI UNTUK PERTAMBAHAN BERAT ITIK PEDAGING
Abstract
Itik sebagai penghasil daging di Indonesia, menurut data statistik tahun 2010 perannya masih rendah, yaitu hanya dapat memenuhi 44,75 % dari kebutuhan 14,3 ribu ton. Sementara itu, lim-bah kulit udang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan bagi pakan itik. Penelitian ini ber-tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung kulit udang (dengan variasi 0 % sebagai kontrol, 10 %,12 % dan 14 %) dalam pakan terhadap pertumbuhan berat itik pedaging. Pene-litian yang dilakukan di Dusun Jarakan, Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Kla-ten ini adalah eksperimen semu dengan rancangan pre-test post-test with control group. Obyek penelitian yang digunakan adalah 60 ekor itik pedaging yang berumur 0-5 hari, sementara lim-bah kulit udang diperoleh dari rumah makan di Rawa Jimbung. Masing-masing campuran pakan diberikan kepada 15 ekor itik yang ditaruh dalam kandang yang berbeda, sebanyak 150 gr/ming-gu/ekor dengan frekuensi dua kali per hari. Data dianalisis menggunakan uji One Way Anava dengan α = 0,05. Hasil analisis menghasilkan nilai p lebih kecil dari 0,001 yang berarti bahwa perbedaan peningkatan berat itik di antara variasi pakan memang bermakna, sehingga dapat di-interpretasikan bahwa variasi konsentrasi tepung kulit udang sebagai bahan tambahan mem-pengaruhi berat itik pedaging. Dengan uji lanjutan LSD dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan 14 % tepung kulit udang di dalam pakan merupakan konsentrasi yang paling efektif