Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan (Aug 2017)

Pemanfaatan Bawang Putih dan Daun Pandan sebagai Pengawet Alami Tahu Ditinjau dari Masa Simpan dan Tingkat Kesukaan

  • Nur Cholifah,
  • Lilik Hendrarini,
  • Choirul Amri

Journal volume & issue
Vol. 9, no. 1
pp. 10 – 19

Abstract

Read online

Tahu adalah makanan yang sangat populer di masyarakat. Tahu bersifat mudah rusak (busuk), pada kondisi biasa (suhu kamar) daya tahannya rata-rata 1-2 hari saja. Setelah lebih dari batas tersebut rasanya menjadi asam lalu berangsur-angsur busuk, sehingga tidak layak dikonsumsi lagi. Oleh karena itu, produsen tahu sering menambahkan zat pengawet berbahaya seperti formalin untuk memperpanjang masa simpan tahu. Bawang putih dan daun pandan merupakan alternatif pengawet alami yang diharapkan bisa memperpanjang masa simpan tahu dan mem-buat rasa tahu tetap disukai masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan masa simpan dan citarasa tahu yang direndam dalam campuran larutan 2,5 % bawang putih dan 2,5 % daun pandan dengan tahu yang direndam dalam air mineral. Jenis penelitian adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian post-test only with control group. Obyek penelitian adalah 1.440 buah tahu putih berukuran 2 cm x 2 cm x 2,5 cm untuk 16 kali ulangan. Masa simpan di-ketahui dengan metoda ESS berdasarkan uji organoleptik, sementara tingkat kesukaan berda-sarkan citarasa diketahui dari lima orang panelis yang mengamati setiap 12 jam sekali. Karena dengan uji Shapiro-Wilk diketahui bahwa data terdistribusi tidak normal, maka analisis statistik yang digunakan adalah Mann-Whitney yang menghasilkan nilai-p < 0,001; yang dapat disim-pulkan bahwa masa simpan dan citarasa tahu yang direndam dalam campuran larutan 2,5 % bawang putih dan 2,5 % daun pandan berbeda dengan tahu yang direndam dalam air mineral. Lama waktu simpan tahu eksperimen 23,3 jam lebih lama dan citarasanya lebih disukai diban-dingkan dengan tahu kontrol.

Keywords