Indonesia Medicus Veterinus (Mar 2016)
Pendekatan Psikoneuroimunologi dalam Penanganan Penyakit Hewan
Abstract
Dokter hewan praktisi seringkali mengabaikan dampak psikologi hewan terhadap kondisi kesehatan hewan. Penatalaksanaan penyakit hewan selalu dikaitkan dengan tindakan medis veteriner. Namun kenyataannya timbulnya gejala klinis penyakit seperti anoreksia, diare, dan demam tidak selalu disertai dengan penyebab yang jelas. Hal ini kemungkinan besar terkait dengan kondisi psikologi hewan. Psikoneuroimunologi (PNI) merupakan cabang ilmu kedokteran yang merupakan gabungan dari ilmu psikologi, neurologi, endokrinologi serta imunologi yang memiliki paradigm sendiri. PNI mengkaji bagaimana sistem imun tubuh merespon keadaan homeostasis dan patologis dipengaruhi oleh keadaan psikologis. Hubungan otak dengan sistem imun terjadi melalui sel di HPA axis (hipotalamo-pituitary-adrenal axis), yang melibatkan hormon sitokin, dan melalui sel di jalur ANS (autonomic nervous system). Berbagai macam stresor ini akan mengaktifkan hipotalamus mensekresikan CRH, yang kemudian merangsang pituitary menghasilkan ACTH. ACTH kemudian berikatan dengan reseptornya di kelenjar adrenal untuk menginduksi sekresi Epinefrin (EPI) dan Norepinefrin (NE). Sudah dipahami bahwa limfosit memiliki reseptor untuk EPI dan NE sehingga stres ini akan mengakibatkan modulasi imunitas. Psikologi menjadi kajian yang sangat penting dalam dunia kedokteran hewan terkait dengan modulasi imun akibat psikologi. Oleh karena itu pengembangan Psikoneuroimunologi dalam tatalaksana penyakit pada hewan menjadi sangat penting, disamping penanganan medis.