Sari Pediatri (Nov 2016)
Pengaruh Waktu Penjepitan Tali Pusat Terhadap Kadar Hemoglobin dan Hematokrit Bayi Baru Lahir
Abstract
Latar belakang. Masa setelah bayi lahir, sebelum plasenta dilahirkan, terjadi peralihan peran oksigenasi dari plasenta ke paru bayi. Selama masa tersebut, oksigenasi bayi melalui plasenta masih berlanjut, darah masih ditransfusikan ke bayi (disebut transfusi plasenta). Jika peran oksigenasi plasenta dihentikan mendadak dengan penjepitan tali pusat dini, sementara paru belum berfungsi optimal, maka cerebral blood flow menjadi tidak adekuat. Kapan penjepitan tali pusat seharusnya dilakukan, masih menjadi kontroversi dan perdebatan lebih dari satu abad, namun mana yang lebih baik bagi bayi, belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Tujuan. Membuktikan pengaruh waktu penjepitan tali pusat setelah bayi lahir terhadap kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) bayi baru lahir. Metode. Penelitian dengan posttest-only control group design, menganalisis pengaruh waktu penjepitan tali pusat 45 detik (penjepitan lanjut) setelah bayi lahir terhadap kadar Hb dan Ht bayi baru lahir dibandingkan dengan 15 detik (penjepitan dini). Subjek adalah 36 bayi baru lahir (19 subjek dilakukan penjepitan dini), lahir spontan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan rumah Bidan praktek swasta, antara Agustus 2007 - Februari 2008. Uji beda rerata kedua kelompok menggunakan independent t-test. Uji multivariat digunakan uji regresi logistik. Hasil. Kadar Hb subjek kelompok penjepitan dini (13,4-18,4)g% dan lanjut (14,5-20,1)g%. Kadar Ht bayi penjepitan 15 detik (37,6-54,7)% dan penjepitan 45 detik antara (41,6-60,6)%. Pada kelompok penjepitan 15 dan 45 detik terdapat perbedaan bermakna rerata Hb subjek (16,30g±1,36) dan (17,34±1,67)g% dan Ht (47,08±4.54)g% dan (51,34±6,07)g% dengan angka signifikansi berturut-turut p=0,048 dan p=0,022. Kesimpulan. Rerata kadar Hb dan Ht kelompok penjepitan tali pusat 45 detik lebih tinggi (secara statistik bermakna) dibandingkan kelompok penjepitan 15 detik.
Keywords