Jurnal Agripet (Oct 2022)

Kandungan Serat Kasar, Kecernaan Serat Kasar, dan Fermentabilitas Bonggol Singkong yang Difermentasi Menggunakan Aspergillus niger

  • Aris Budi Prasetyo,
  • Baginda Iskandar Moeda Tampoebolon,
  • Limbang Kustiawan Nuswantara

DOI
https://doi.org/10.17969/agripet.v22i2.24805
Journal volume & issue
Vol. 22, no. 2
pp. 204 – 212

Abstract

Read online

ABSTRACT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh aras konsentrasi Aspergillus niger dan lama waktu pemeraman yang berbeda terhadap kandungan serat kasar, kecernaan serat kasar, dan fermentabilitas bonggol singkong secara in vitro. Percobaan didesain menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial (RALF) 3x3 dengan 3 ulangan. Fermentasi menggunakan kapang Aspergillus niger dengan 3 aras konsentrasi (A0: 0%, A1: 2,5% dan A2: 5%) dan 3 lama pemeraman (T0: 0 hari, T1: 2 hari dan T2:4 hari). Variabel yang dikaji adalah kandungan serat kasar, kecernaan serat kasar, asam lemak terbang/volatile fatty acid (VFA) parsial berupa asam asetat, propionat, butirat serta VFA total. Data dianalisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh interaksi (p0,05) antara aras starter dan lama waktu pemeraman yang berbeda terhadap kandungan serat kasar, kecernaan serat kasar dan fermentabilitas secara in vitro bonggol singkong yang difermentasi dengan kapang Aspergillus niger. Pada kombinasi perlakuan A2T2 menghasilkan kadar serat kasar terendah (20,12%), peningkatan kecernaan serat kasar tertinggi (41,00%), peningkatan VFA parsial tertinggi meliputi asam asetat (58,40%), propionat (26,16%), butirat (12,73%) dan VFA total tertinggi (95,33%). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kombinasi perlakuan aras starter Aspergillus niger dan lama pemeraman dapat meningkatkan kecernaan serat kasar, produksi VFA parsial dan VFA total, serta menurunkan serat kasar bonggol singkong. Kecernaan serat kasar, produksi VFA parsial dan VFA total terbaik, serta kandungan serat kasar bonggol singkong terendah terjadi pada kombinasi perlakuan A2T2 dengan penggunaan aras Aspergillus niger 5% dan lama pemeraman 4 hari. (Crude fiber content, crude fiber digestibility and fermentability of fermented Cassava cobs using Aspergillus niger) ABSTRAK. The purpose of this study was to determine the effect of Aspergillus niger levels and fermentation duration on crude fiber content, crude fiber digestibility, and fermentability in vitro cassava cobs. This experiment used a completely randomized design with 3x3 factorial pattern and 3 replications. Fermentation used 3 Aspergillus niger levels (A0: 0%, A1: 2,5% dan A2: 5%) and 3 duration (T0: 0 days, T1: 2 days and T2: 4 days). Observed variables were crude fiber content, crude fiber digestibility, partial volatile fatty acid (VFA) involving acetate, propionate, and butyrate, and total VFA. Data were analyzed using the analysis of variance, then followed by Duncan’s Multiple Region Test. The results showed that there was an interaction (p0.05) between different starter levels and the fermentation duration on crude fiber content, crude fiber digestibility, and fermentability in vitro cassava cobs. The A2T2 treatment combination shows the lowest level of crude fiber content (20.12%), the highest level of crude fiber digestibility (41.00%), the highest level of acetate (58.40%), propionate (26.16%), and butyrate (12.73%), and the highest total VFA (95.33%). It can be concluded that the combination of A. niger levels and fermentation duration can increase crude fiber digestibility, partial VFA, and total VFA, as well as reducing crude fiber content of cassava cobs. The highest level of crude fiber digestibility, partial VFA, and total VFA, and the lowest crude fiber contents occurred in the combination of A2T2 treatment using 5% level of A. niger with 4 days of fermentation duration.

Keywords